Sejarah Adu Domba Garut Sebagai Kesenian Tradisional

JABARNEWS | BANDUNG – Adu Domba merupakan salah satu kesenian tradisional asal Garut, hal tersebut dijadikan sebagai ajang hiburan bagi masyarakat terutama bagi warga pedesaan.

Acara pertarungan domba tersebut biasanya diiringi dengan musik tradisional, selain bisa menjadi ajang hiburan bagi warga sekitar biasanya adu domba juga bisa menarik wisatawan.

Menurut dahulu adu domba bermula ketika pemerintahan di pimpin oleh Bupati Suryakanta Legowo sekitar tahun 1815-1829, beliau sering berkunjung ke teman satu perguruannya bernama haji Saleh yang memiliki banyak domba.

Baca Juga:  Inovasi PT KAI: Kereta Kelas Luxury Jenis Sleeper

Salah satu domba yang ia punya bernama si Lenjang, diminta oleh bupati untuk dikawinkan dengan salah satu domba yang ada di Pendopo kabupaten yang bernama si Dewa. 

Baca Juga:  Sudah 97 Hoaks Tentang Covid-19, Tujuh Kasus Ada Di Jabar

Si Toblo, yang merupakan anak dari si Dewa dan si Lenjang beranak-pinak menjadi banyak sehingga menghasilkan keturunan domba Garut sampai saat sekarang dinamai dengan domba Garut.

Domba Garut bisanya mempunyai karakteristik yang khas dibandingkan dengan domba-domba yang ada di daerah luar Garut . Dengan memiliki bentuk fisik yang kekar dan kuat domba ini mempunyai berat kisaran 60-80 Kg, tanduk baplang, serta warna bulu kebanyakan putih dan telinga ngagiri. 

Baca Juga:  Gawat, Positif Covid-19 di Kabupaten Purwakarta Meningkat Drastis

Menjadi ciri dominan dari domba garut yang ada untuk perkembangan selanjutnya dari pemeliharaannya, domba garut lebih memfokuskan pada dua faktor utama, yaitu sebagai penghasil daging dan untuk kesenangan atau hobi.

Penulis: Muhammad Amaludin