PGRI: Pernyataan Kemendikbud Banyak Bikin Resah Para Guru, Tolong Beri Ketenangan

JABARNEWS | JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta untuk tidak membuat pernyataan yang meresahkan para guru.

Hal tersebut disampaikan, Prof. Unifah Rosyidi Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) meninlai para guru kerap dibuat resah dan kerap menjadi beban terhadap pernyataan dari Kemendikbud.

“Sering sekali guru jadikan beban, bahkan hampir setiap hari mendengar pernyataan yang tidak nyaman dari Kemendikbud. Misalnya, ada tunjangan profesi guru hanya dibayarkan pada guru yang berprestasi. Meskipun dibantah, banyak sekali pernyataan yang meresahkan para guru,” ujar Unifah dalam FGD Peta Jalan Pendidikan yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Selasa (2/2/2020).

Baca Juga:  Resep Balado Kentang Mustofa Cocok Untuk Hidangan Saat Lebaran

Seharusnya, kata Unifah, Kemendikbud hendaknya fokus bagaimana agar pembelajaran berlangsung efektif pada situasi sulit seperti saat ini. Oleh karena itu, jangan ada pernyataan yang bikin heboh dan meresahkan para guru.

PGRI dalam waktu dekat akan merancang buku aktivitas yang membantu para guru dan siswa dalam belajar. Meski dalam situasi yang serba terbatas, Unifah mengatakan PGRI tetap mengabdi bagaimana agar kompetensi guru semakin meningkat.

Baca Juga:  TOD KCJB Bantu Pasarkan Produk Lokal Milik Warga Sekitar

“Jangan dibilang kalau guru itu penting, tapi ada pernyataan yang bikin resah. Tolonglah guru diberikan ketenangan. Termasuk guru-guru Satuan Pendidikan Kerja sama (SPK) yang tunjangan sertifikasinya dicabut,” kata Unifah.

Dia mengatakan bahwa memang guru SPK mengajar di sekolah kerja sama, tetapi para guru tersebut juga mempunyai keluarga. Lagi pula para guru itu bekerja untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.

Baca Juga:  Timnas Indonesia Kalahkan Vietnam 1-0 Tanpa Balas, Egy Maulana Vikri Jadi Pahlawan

“Begitu juga perekrutan guru CPNS, yang tanpa persetujuan DPR, dikatakan akan dihilangkan. Dampaknya kemana-mana, karena anak-anak muda kita tidak akan tertarik lagi menjadi guru,” ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Unifah meminta agar Kemendikbud melibatkan pesantren dalam penyusunan Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035, dan juga melakukan pembinaan pada Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK). (Red)