Selama Pandemi Covid-19, Produksi Garam di Jabar Turun 80 Persen

JABARNEWS | BANDUNG – Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat menyampaikan bahwa produksi garam selama pandemi Covid-19 menurun hampir 80 persen.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar Dede Sunendar mengatakan, produksi garam menjadi salah satu yang terdampak Covid-19. Meski begitu, dia memastikan bahwa stok garam di gudang masih mencukupi.

“Produksi garam terdampak di saat pandemi, garam ini produksinya jauh menurun sampai 80 persen. Karena memang stok yang tahun lalu itu masih ada di gudang-gudang,” kata Dede saat ditemui di kantor Dinas Perikanan dan Kelautan, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Selasa (2/2/2021).

Baca Juga:  Sebanyak 160 Pegawai PSTNT BATAN Jalani Pemeriksaan Screening PCR Covid-19

Dia menjelaskan bahwa salah satu faktor penghambat produksi adalah sulitnya pemasaran garang di tengah pandemi Covid-19.

“Karena memang di tengah pandemi ini pasarnya agak sulit,” jelasnya.

Dede mengungkapkan, turunnya produksi garam akan menjadi perhatian Dinas Kelautan dan Perikanan.

Baca Juga:  Jokowi Imbau Pejabat Negara, BUMN, ASN hingga Kepala Daerah Bayar Zakat Lewat Baznas

Tak hanya itu, Dede menyatakan bahwa kondisi diperparah dengan adanya kebijakan impor garam. Menurutnya, jika kebijakan impor distop, kebutuhan garam di Jabar masih mencukupi.

“Ini yang menjadi PR bersama. Makanya sekarang jadi bahan pembahasan karena garam itu tidak cukup dengan kebijakan local provisi atau interlocal, tapi harus nasional. Kalau kita stop impor garam, sebenarnya garam kita mencukupi,” ungkapnya.

Baca Juga:  Warga Wanayasa Diresahkan Oleh Monyet Liar yang Menyerang Penduduk Setempat

Dede menuturkan, setiap tahunnya produksi garam di Jabar sekitar 300 sampai 400 ribu ton per tahun dan ketiga terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, lanjut dia, garam di Jabar sangat melimpah sehingga diperlukan kebijakan yang dapat mengoptimalkan produksi garam.

“Harusnya kan serap duku garam kita, baru kekurangannya Impor. Belum ada yang mampu menyetop impor garam,” tutupnya. (Red)