Dedi Mulyadi: Pola Tanam Ikan di Jatiluhur Perlu Penataan, Termasuk Cegah Penyakit

JABARNEWS | PURWAKARTA – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi ingin ada penataan dan pola penanaman ikan keramba jaring apung di Waduk Jatiluhur. Hal ini menyusul matinya ribuan ikan yang mati di waduk itu.

Dedi tak ingin kejadian kematian ikan secara massal di Waduk Jatiluhur terus berulang. Ia pun berdiskusi dengan Direktur Perum Jasa Tirta 2 dan Menteri Kelautan dan Perikanan soal ini.

Ia ingin ada penataan dan pengaturan pola tanam ikan keramba apung di Waduk Jatiluhur selayaknya menanam padi.

Baca Juga:  Kepala Lapas Kelas IIB Purwakarta Temui Kapolres, Bahas Ini

“Kaya penanaman padi lah, semua terkelola ada garis intruksinya, tidak jalan sendiri-sendiri, termasuk pencegahan penyakit,” ujar Dedi dilansir dari Kompas, Selasa (2/2/2021).

Dedi menyebut kematian massal ikan di Jatiluhur karena gas beracun sisa pakan yang mengendap di bawah waduk. Sisa pakan ikan berubah menjadi gas beracun. Saat curah hujan tinggi, arus air di bawah bergerak ke atas.

“Setelah di atas, gas tersebut kemudian dihirup ikan. Ikannya mati,” ujar Dedi.

Dedi menyebut biasanya pemelihara ikan tak.memberi pakan saat hujan turun terus menerus. Sebab, jika perut ikan penuh, air dingin, dan jumlah oksigen dalam air sedikit berpotensi menyebabkan kematian massal ikan. Kematian ikan massal membuat petani keramba jaring apung rugi besar.

Baca Juga:  Begini Cara Membersihkan Jok Mobil Dari Bahan Kulit

“Karenanya seharusnya pada Januari, Februari, Maret, keramba ikan (di Jatiluhur) dikosongkan,” ungkapnya.

Dedi menyebut sebetulnya banyak petani keramba Waduk Jatiluhur yang sudah tahu perihal arus balik itu. Hanya saja beberapa di antara mereka berspekulasi memperoleh keuntungan lantaran harga ikan tengah tinggi.

Bahkan saat Dedi duduk sebagai Anggota DPRD Purwakarta, ada beberapa pemilik keramba di Waduk Jatiluhur yang meninggal karena stress dan serangan jantung.

Baca Juga:  Ini Potret Suram Buruh Genteng Jatiwangi Majalengka

“Mereka kehabisan modal,” ujar dia.

Hal yang sama diungkapkan Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Purwakarta Ade Amin. Ia menyebut penyebab puluhan ikan di Waduk Jatiluhur mati karena cuaca hujan terus menerus selama beberapa hari dari pagi sampe sore.

“Sehingga ikan kekurangan oksigen dan terjadi upweling. Itu yang menyebabkan kematian ikan,” ujarnya.

Ade mengungkapkan, ikan yang mati di Waduk Jatiluhur sekitar 80,5 ton sampai Minggu (31/1/2021). (Red)