Ridwan Kamil Resmikan Puspa, Tim Pelacak Kontak Erat Pasien Covid-19

JABARNEWS | BEKASI – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil meresmikan program Puskesmas Terpadu dan Juara (Puspa) di Puskesmas Cikarang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Program Puspa Yang merupakan upaya atau langkah baru Pemprov Jabar dalam melawan pandemi COVID-19 melalui optimalisasi peran puskesmas.

Melalui Puspa, Pemerintah Provinsi Jabar menempatkan tim kolaborasi interprofesi juga pemberdayaan masyarakat dan keterlibatan multisektor untuk peningkatan kapasitas 3T (tracing, testing, dan treatment). 

Kemudian 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) dalam melawan atau menanggulangi pandemi COVID-19.

Kang Emil menjelaskan, indikator output PUSPA antara lain kepatuhan 3M menjadi 80 persen, target pengujian 1 per 1.000 penduduk, 80 persen kasus positif dilacak kontak eratnya dalam 72 jam. 

Baca Juga:  Mudik Lewat Tol Cipali, Ini Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner Terdekat

Sebanyak 90 persen kontak erat melakukan karantina mandiri, dan 12 kabupaten/kota penerima program memiliki rencana penguatan pelayanan kesehatan primer pada 2022.

“Di 2020, petugas yang mengurus COVID-19 tercampur dengan urusan lain di luar COVID-19. Sementara tugas petugas COVID-19 itu intens harus melacak orang,” katanya.

“Kalau betul sakit dan tidak lapor, harus datang, tidak bisa di-handle oleh SDM existing. Program PUSPA ini menambah satu puskesmas dengan lima orang (Tim PUSPA) khusus mengurus COVID-19,” ujar Kang Emil.

Baca Juga:  Hadeuuh!!..Sudah Tahu Sakit Jiwa Masih Dipercaya

“Tim PUSPA ini fokus melacak (kontak erat). Karena saat ini rasio satu kasus hanya empat orang yang berhasil dilacak, seharusnya satu kasus 30 (kontak erat) terlacak,” tutur Ridwan Kamil.

“Dengan hadirnya lima orang yang fokus mengurus COVID-19, kami kejar rasio tracing meningkat 1:10 atau 1:15,” tambahnya.

“Kita evaluasi selama 2020, ternyata perlawanan melawan COVID-19 melalui puskesmas itu secara umum masih sangat lemah dikarenakan kita tidak bisa mengandalkan SDM yang telah ada di puskesmas untuk melakukan 3T secara maksimal karena bentrok dengan pelayanan umum,” kata dia.

Baca Juga:  Lebih Mengenang K.R.T. Hardjonagoro, Sosok Pelopor Batik Indonesia

Kang Emil mengakui bahwa pemanfaatan puskesmas di Provinsi Jabar hingga saat ini masih belum berjalan maksimal dan hal tersebut dikarenakan kurangnya jumlah puskesmas yang ada untuk melayani warga Jabar.

Pihaknya berharap seluruh puskesmas yang ada di Provinsi Jabar bisa seperti Puskesmas Cikarang, Kecamatan Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dalam hal pelayanannya.

Sementara untuk rumah sakit, kata Kang Emil, Provinsi Jabar masih membutuhkan 25 rumah sakit baru untuk melayani penduduknya.

“Mungkin Bekasi ada satu kalau mau nanti juga sama uangnya dari BUMD,” kata dia. (Red)