Ketika Dedi Mulyadi Bertemu Pria Keturunan Cina Pencinta Budaya Sunda, Apa Yang Terjadi?

JABARNEWS | BANDUNG – Anggota DPR RI yang juga dikenal sebagai Budayawan Sunda, Dedi Mulyadi menemui Tan Deseng (80) di rumahnya di Kota Bandung, Minggu (7/2/2021).

Tan Deseng adalah pria keturunan Cina yang dikenal sangat mencintai budaya Sunda. Dia piawai memainkan alat musik tradisional Sunda dan sangat memahami budaya Sunda. Dia juga pelestari budaya Sunda.

“Saya keturunan Cina, akan tetapi saya orang Sunda”,” kata Tan Deseng kepada Dedi Mulyadi.

Menurut Tan Deseng, ketika kakinya menginjak tanah Sunda maka ia memiliki utang budi kepada Sunda, karena Sunda merupakan tempat dia lahir dan dibesarkan.

Baca Juga:  Kemenkum HAM Jabar: "Pelesiran" Napi Jangan Terulang Lagi

“Karena itu Pak Tan Deseng merasa harus berbuat kebaikan bagi kebudayaan Sunda dan menjaga seluruh aset peninggalan para seniman yang masih tersimpan rapi dalam piringan hitam dan pita kaset,” kata Dedi Mulyadi melalui ponselnya, Senin (8/2/2021).

Tan Deseng adalah orang pertama yang merekam pergelaran wayang golek Ki Dalang Abah Sunarya, ayah dari Ki Dalang Abah Asep Sunandar Sunarya.

Tan Deseng pandai memetik gitar dan kacapi Sunda. Alunan tangga nada pelog dan salendro pun dia petik melalui gitarnya. Setelah itu dia memetik kacapi.

Baca Juga:  Grup Medsos Input Ajak Masyarakat Peduli Sesama

“Saya bilang ke Pak Tan Deseng bahwa saya tidak bisa main gitar dan memetik kacapi. Namun dia berkata mereka yang mendengarkan itu jauh lebih hebat dibanding mereka yang memainkan,” kata Dedi.

Dalam pertemuan itu, Tan Deseng mengungkapkan tentang cerita maestro pemetik kucheng atau kacapi Cina. Sang maestro bersahabat dengan teman setia yang selalu mendengarkan petikan kuchengnya.

“Kemudian, sang sahabat meninggal dan pemetik kucheng itu membelah kuchengnya dan membakarnya. Ketika ditanya, mengapa kucheng itu dibakar? Dia berkata, tidak mungkin lagi saya memetik kucheng karena kini pendengarnya sudah meninggal, apakah saya harus memperdengarkan suara kucheng itu pada kerbau?”

Baca Juga:  Polres Purwakarta Bekuk 10 Orang Pengedar Narkoba

Menurut Dedi, cerita itu mengingatkan kepada dirinya yang kini aktif di media sosial, termasuk menjadi YouTuber. 

“Jadi saya berpikir, saya tidak ada artinya dibandingkan para netizen. Terima kasih para netizen yang selalu setia memberikan komentar dalam setiap waktu. Tanpa Anda, saya tidak ada apa-apanya,” kata Dedi. (Red)