Ridwan Kamil Gandeng Pengusaha Asal India Untuk Berinvestasi Di Sektor Agrikultur

JABARNEWS | BANDUNG – Dalam upaya meningkatkan kembali perekonomian di Jawa Barat, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menggandeng salahsatu pengusaha yang membidangi sektor agrikultur asal negara India untuk melakukan investasi di Jabar.

Ridwan Kamil mengaku, dirinya mempertimbangkan kerjasama pada sejumlah sektor yang tidak terlalu terimbas oleh pandemi Covid-19 seperti sektor pertanian atau agrikultur.

“Saya mengajak perusahaan pertanian di India untuk berinvestasi, juga transfer teknologinya ke petani kita,” kata Ridwan Kamil saat menyambut kedatangan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh India untuk Indonesia Manoj Kumar Bharti di Gedung Pakuan, Bandung, Senin (8/2/2021).

Saat ini Pemprov Jabar, kata Ridwan Kamil telah menyiapkan sejumlah program untuk Petani Milenial dan dari program tersebut diharapkan bisa memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif dengan menanam komoditi pertanian.

Dalam program tersebut, Ridwan Kamil nantinya akan memerankan BUMD Jabar sebagai pengepul hasil dari petani milenial itu.

Baca Juga:  Kapolri Listyo Sigit Merotasi 18 Jenderal dan Perwira Lain, Ini Daftarnya

“Saya sudah deklarasikan program petani milenial, yaitu mengajak generasi muda untuk mau bertani di lahan yang sudah kami siapkan. Kami tidak ingin menggunakan cara konvensional dalam bertaninya, saya sedang mencari teknologi pertanian yang bisa saya terapkan,” terang dia.

Selain itu, Ridwan Kamil juga mengajak perusahaan India untuk berinvestasi di Rebana Metropolitan. Rebana Metropolitan merupakan wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon.

Rebana Metropolitan juga diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar di masa depan melalui pengembangan kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.

“Di Jabar utara kami sedang membangun 13 kota baru yang masuk di kawasan Rebana Metropolitan. Saya harap India bisa masuk di kota baru tersebut, ini peluang besar,” ucapnya.

Baca Juga:  BMKG Laporkan Gempa 5,0 Magnitudo Telah Guncang Maluku Tenggara Barat

Diberitakan sebelumnya, deklarasi yang diakui Ridwan Kamil itu dipertanyakan oleh seorang petani muda asal garut bernama Yopi. Yopi sudah melakukan aktivitas pertaniannya sejak lulus SMA.

Yopi menganggap hal tersebut berlebihan. Menurutnya, jika ada program yang ditawarkan kepada pemuda untuk bertani, tentunya Pemprov Jabar harus menyiapkan beberapa hal.

“Menjadi petani itu tugas mulia. Sama dengan tugas lainnya. Tapi iklim bisnis tetap menjadi perhatian. Bagaimana mau menjadi petani kalau ternyata tidak memiliki prospek yang baik,” ujar Yopi, Minggu (31/1/2021).

Menurut dia, segala sesuatu termasuk pertanian harus memiliki hitung-hitungan dalam mendapatkan keuntungan. Artinya, harus juga dihitung prospek dari rencana peminjaman lahan 2.000 meter dengan bantuan bank BJB.

“Hari ini pupuk mahal. Kalau pemprov serius, maka benahi sektor bisnis pupuk dari hulu sampai hilir,” katanya.

Baca Juga:  Astagfirullah, Gempa Lombok Utara NTB Berpotensi Tsunami

Yopi menilai, petani yang dari dulu hingga sekarang saja banyak yang beralih profesi lantaran pemerintah tidak bisa menjamin kesejahteraannya.

“Jangan sampai karena ingin kelihatan kekinian, maka petani pun disangkut-pautkan dengan millenial. Dengan hasil atau outputnya belum jelas akan seperti apa. Tapi petani yang sudah ada dan bekerja saja, sudah sampai mana kesejahteraannya. Sekarang kita cek saja, berapa APBD Provinsi di Jabar yang dialokasikan untuk sektor pertanian, minim,” tambahnya.

Tak hanya itu, Yopi juga mengkritisi Ridwan Kamil terkait kebijakan yang diluncurkannya itu, Yopi menilai, keberadaan fasilitas pendidikan pertanian di Jabar seperti Universitas Pertanian seharusnya menjadi perhatian Pemprov.

“Miris, di daerah Jabar ada Universitas Pertanian, tapi lulusannya banyak yang jauh dari pelajaran yang mereka terima ketika kuliah,” katanya. (Red)