JABARNEWS | BANDUNG - Simping merupakan makanan raja dalam sejarah Purwakarta, makanan satu ini menurut para tetua sudah ada sejak zaman kerajaan Sunda dan menjadi kesukaan para bangsawan.
Berawal dari Kampung Kaum yang letaknya tak jauh dari kantor Bupati Purwakarta, tempat produksi simping mulai berkembang secara luas hingga ke daerah pinggiran Kabupaten Purwakarta.
Tidak sulit mencari produsen simping, jika sedang beruntung tidak hanya membeli produk, wisatawan bahkan dapat melihat secara langsung proses produksinya yang cukup unik.
Menariknya, tak banyak warga Purwakarta mengetahui asal-usul nama simping. Namun menurut beberapa versi dari para penjual, simping berasal dari kata sumping atau dalam bahasa Indonesia berarti datang.
Simping sendiri berbentuk bulat tipis seperti lembaran, mirip lembaran yang digunakan untuk menjepit gulali atau rambut nenek. Kue kering ini memiliki tekstur gurih dan renyah. Biasanya simping memiliki ukuran diameter sekitar 5 cm dan tebal kurang dari 1 cm.
Halaman selanjutnya 1 2
Berawal dari Kampung Kaum yang letaknya tak jauh dari kantor Bupati Purwakarta, tempat produksi simping mulai berkembang secara luas hingga ke daerah pinggiran Kabupaten Purwakarta.
Baca Juga:
Antisipasi Mudik Lebaran, Kabupaten Tasikmalaya Siapkan Lima Titik Penyekatan
Sempat Terlambat, Honor PHL Pemikul Jenazah Segera Dibayarkan
Tidak sulit mencari produsen simping, jika sedang beruntung tidak hanya membeli produk, wisatawan bahkan dapat melihat secara langsung proses produksinya yang cukup unik.
Menariknya, tak banyak warga Purwakarta mengetahui asal-usul nama simping. Namun menurut beberapa versi dari para penjual, simping berasal dari kata sumping atau dalam bahasa Indonesia berarti datang.
Simping sendiri berbentuk bulat tipis seperti lembaran, mirip lembaran yang digunakan untuk menjepit gulali atau rambut nenek. Kue kering ini memiliki tekstur gurih dan renyah. Biasanya simping memiliki ukuran diameter sekitar 5 cm dan tebal kurang dari 1 cm.
Halaman selanjutnya 1 2