Lima Danau Atau Waduk Buatan Yang Bisa Dijadikan Tempat Wisata

JABARNEWS | BANDUNG – Waduk atau danau merupakan salah satu tempat  menyimpan persediaan air untuk berbagai kebutuhan yang bisa terbentuk secara alami ataupun memang sengaja dibuat manusia.

Waduk buatan biasanya dibangun dengan cara dibuatkan bendungan terlebih dahulu, lalu dialiri dengan air untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Bukan hanya sebagai PLTA, waduk buatan yang ada di Jawa Barat biasanya bisa menjadi salah satu tujuan destinasi wisata oleh sebab itu dilansir dari banyak sumber inilah beberapa waduk buatan yang ada di Jawa Barat.

Baca Juga:  Dua Sosok Baru Masuk Jajaran Komisaris MRT

Pertama. Waduk Jatiluhur – Waduk atau danau satu ini terletak di salah satu kabupaten yang ada di Jawa Barat yaitu Purwakarta, karena di tempat satu ini kalian bisa bermain sambil memancing di atas danau tersebut.

Kedua. Waduk Jatigede – Bendungan yang terdapat di Sumedang ini bisa dibilang salah satu contoh danau buatan terbesar kedua di Indonesia karena baru diresmikan pada tahun 2015 lalu.

Baca Juga:  Pasca Libur Lebaran, Oded Sebut ASN Pemkot Bandung Disiplin Soal Hari Kerja

Kolam raksasa ini bisa menampung air sebanyak 979 meter kubik air. Untuk membangunnya waduk satu ini telah menenggelamkan sebanyak 28 desa dari empat kecamatan di Sumedang.

Ketiga. Waduk Cirata – Masih dari daerah Purwakarta, selain bendungan Jatiluhur masih ada satu lagi danau buatan besar lainnya yang bisa kita temui di kabupaten tersebut namanya yaitu waduk cirata.

Baca Juga:  Motor Sering Mogok Tiba-tiba? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Keempat. Waduk Darma – Tidak hanya berfungsi sebagai tempat penampungan air dan budidaya perikanan waduk darma juga terkenal dengan keindahan panorama alam perbukitan serta lembah di sekelilingnya menjadikan spot ini sebagai salah satu destinasi pas untuk melepas kepenatan.

Kelima. Waduk Saguling – Bendungan Saguling adalah salah satu danau buatan di kabupaten Bandung Barat yang mana berfungsi untuk membendung aliran sungai citarum.

Penulis: Muhammad Amaludin