Pemuda Pantura Subang Galang Dana Melalui Program Goceng Untuk Korban Banjir

JABARNEWS | SUBANG – Banjir yang melanda Kabupaten Subang membuat 46.959 warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman atau di posko pengungsian.

Dari data per tanggal 7-21 Februari 2021 tercatat ada 19 kecamatan di Subang terendam banjir, selain banjir dalam kurun waktu bersamaan 3 kecamatan lainnya diterjang bencana longsor.

Banjir yang puncaknya terjadi pada rentang waktu 7-9 Februari tersebut juga membuat 35.016 rumah terendam. Sedangkan areal pertanian yang ikut terendam tercatat ada 14.07 hektar sawah terendam banjir, dan 4.996 hektar tambak ikan ikut terdampak banjir.

Pemkab Subang mencatat bahwa ada dua orang korban meninggal dunia yang disebabkan oleh banjir yang terjadi di Subang. Banjir juga menyebabkan fasilitas umum ikut terdampak, diantaranya 15 mushola, 22 sekolah, 4 madrasah, 2 pondok pesantren.

Baca Juga:  Gomez Ancam Mundur Setelah Juni

Walaupun pada saat ini, Minggu, (21/2/2021) banjir mulai surut, namun intensitas hujan masih tinggi. Sehingga beberapa daerah kembali terendam banjir.

Data terbaru juga menyebutkan bahwa ada 14 rumah rusak berat akibat banjir, 3 rumah rusak ringan, 2 jembatan rusak berat, 8 titik tanggul sungai Cipunagara bocor sepanjang 3 kilometer.

Informasi dari warga Pamanukan pada hari ini, air kembali menggenangi sejumlah titik, karena intensitas hujan tidak kunjung berhenti.

“Banjir masih ada di beberapa titik. walaupun tidak separah pas pertama kali terjadi,” kata warga Pamanukan, Nurhakim, Minggu, (21/2/2021).

Baca Juga:  Percepat Cisumdawu, Tak Ada Masalah Gerus Lahan IPDN

Selain di Pamanukan, sejumlah daerah di Blanakan juga ada beberapa desa yang terendam banjir karena sungai CIlamaya meluap.

Warga di wilayah Pantura Subang tentunya masih merasakan was-was karena beberapa tanggul di sungai Cipunagara yang jebol belum diperbaiki,.

Sehingga jika intensitas hujan masih tinggi membuat mereka khawatir banjir susulan akan kembali terjadi seperti yang terjadi pada 7-9 Februari.

Untuk mengantisipasi banjir susulan terjadi, muncul inisiatif dari para pemuda Pantura Subang untuk bersama-sama memperbaiki tanggul jebol.

Para pemuda Pantura Subang yang terdampak banjir menghimpun dana yang bernama Gerakan Goceng Pertama untuk membangun tanggul sungai Cipunagara yang jebol.

Koordinator Gerakan Goceng Pertama Fiki Muhammad Yusuf mengatakan, pemuda akan mengawal realisasi perbaikan tanggul di Desa Bongas Pamanukan dan penanganan pasca banjir jangka panjang.

Baca Juga:  Sat Lantas Polres Purwakarta Polda Jabar Terima Penghargaan

“Kami pemuda menginginkan solusi konkret, karena setiap banjir kami dan keluarga kami yang menjerit terkena dampaknya dengan tidak membuat banjir agenda tahunan kami,” ujar Fiki.

Saat yang sama, Didin (52) warga Desa Bongas mengatakan, warga setempat beranggapan bencana ini harus dicari penyebabnya, bukan hanya penanggulangan pasca bencana saja apalagi terkait bantuan.

“Banjir yang diakibatkan oleh jebolnya tanggul Cipunagara, harus segera diantisipasi. Jangan terfokus terhadap bantuan, memang bantuan juga penting, tetapi penyelesaian dari akar masalah juga lebih penting,” ujar Didin. (Red)