JABARNEWS | PURWAKARTA – Bertani atau berkebun tak melulu harus dilakukan berpanas-panas dan kotor-kotoran. Dengan teknologi, setiap orang bisa menjadi petani tanpa harus terjun ke sawah. Salah satunya melalui pertanian hidroponik.
Seperti halnya dilakukan Eni Lestiorini sukses mengembangkan budi daya ratusan jenis sayur dan tanaman dengan memanfaatkan lahan perkotaan yang sempit.
Emak-emak yang energik bertani dengan metode modern di Kampung Malangnengah Wetan Rt10 Kelurahan Nagri Tengah, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta.
Diakunya, ia mulai terjun ke dunia pertanian ini sejak 2011 memanfaatkan lahan terbatas di sekitar rumah.
“Dengan metode pertanian modern tersebut, bertani bisa dilakukan di rumah karena tidak membutuhkan lahan yang luas dan ketersediaan tanah sebagai media tanam. Selain bisa untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari, hasil dari pertanian itu juga bisa menambah pendapatan keluarga,” tutur Eni, pada Selasa (30/3/2021)
Jenis sayuran yang pertama di tanam adalah daun, kangkung, pakcoy, salada, bayam kemudian mencoba ke tanaman berbuah memanfaatkan lahan yang ada.
“Di wilayah perkotaan lahan cukup terbatas, maka tanam dengan cara hidroponik solusinya, karena melalui media ini bukan istilah berapa luas melainkan berapa banyak jumlah lubang tanam,” ucap Eni.
Menurutnya, memilih tanam sayuran dengan metode hidroponik karena mudah dalam hal penanaman juga mudah dikontrol ketika panen.
Selain itu, sambung dia, sayuran yang dihasilkan juga lebih sehat karena tanpa pestisida semprot dan bisa dikendalikan cara panen.
“Atas keunggulan itu maka saya lebih memilih bercocok tanam dengan metode hidroponik. Soal hasil panen tergantung masa panen, sementara penjualan melalui pasar online dan pasar tradisional setiap Senin – Kamis,” Beber Eni.
Motivasi Eni terjun ke pertanian adalah ingin menjadi petani berdasi dan milenial, yang mampu menjaga ketahanan pangan meski di lahan terbatas.
Atas motivasi itu, Eni berhasil merangsang masyarakat sekitar terjun bercocok tanam sayuran dengan metode hidroponik.
“Yang terpenting masyarakat ada kemauan, kemudian saya kasih bibit dan 100 polybag juga diberikan pemahaman bagaimana cara bercocok tanam mulai dengan metode hidroponik,” tungkasnya. (Gin)