JABARNEWS | PURWAKARTA – Kabupaten Purwakarta saat ini terkenal sebagai kabupaten pariwisata. Berbagai cara dilakukan, di antaranya 16 desa sebagai destinasi unggulan atau desa wisata.
Diketahui Ke-16 desa tersebut yakni Desa Pesanggrahan dan Desa Sukamulya di Kecamatan Tegalwaru, Desa Sindangpanon, Desa Cihanjawar, Desa Pesanggrahan dan Desa Cipeundeuy di Kecamatan Bojong, Desa Pusakamulya dan Desa Cibeber di Kecamatan Kiarapedes.
Desa Cikumpay dan Desa Cisaat berada di Kecamatan Campaka, Desa Cibungur dan Desa Bungursari di Kecamatan Bungursari, Desa Wanayasa, Desa Raharja, Desa Sumurugul dan Desa Babakan ada di Kecamatan Wanayasa.
Penjabat Bupati Purwakarta, Mohammad Taufiq Budi Santoso mengatakan, Potensi pariwisata di setiap desa itu berbeda, dan syukurnya desa-desa di Purwakarta sudah diberkahi keindahan alam. Misalnya, berada di atas pegunungan yang memiliki lanskap hijau nan cantik.
“Aktivitas pariwisata merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam upaya pembangunan dan pengembangan wilayah dengan berkontribusi terhadap pendapatan suatu daerah, serta berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Taufiq, saat ditemui di Komplek Kantor Pemkab Purwakarta, Jumat, (24/8/2018).
Saat ini, lanjut dia, berbagai upaya Pemkab Purwakarta tengah dilakukan seperti penambahan infrastruktur penunjang. Seperti yang teranyar yakni Mobil P-ulinan, yang siap memanjakan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Purwakarta.
“Desa wisata menjadi salah satu bentuk pembangunan di Purwakarta. Apalagi Purwakarta sangat potensial dalam pariwisata,” ujarnya.
Di Purwakarta sendiri, tambah Taufiq, wisatawan asing yang mendominasi masih dari Asia Barat, seperti Tiongkok, Jepang dan Korea. Akan tetapi semakin meningkatnya wisatawan Timur Tengah, konsep wisata halal ini akan terus disosialisasikan.
“Melalui konsep wisata halal, sehingga para wisman Timur Tengah itu bisa kerasan dan selalu berkunjung ke Purwakarta. Karena adanya jaminan jika berwisata di Purwakarta dapat pula melaksanakan ibdah secara nyaman melalui sejumlah fasilitas yang tersedia,” ujarnya.
Untuk menunjang wisata halal itu, Taufiq menjelaskan, pihaknya akan terus menggenjot fasilitas penunjang, seperti fasilitas beribadah, makanan halal hingga arah kiblat. Bagaimana pun juga wisman Timur Tengah termasuk wisatawan yang royal. Akan tetapi terbilang kritis terhadap fasilitas ibadah.
“Setiap hotel, tempat wisata harus di fasilitas ibadah, misalnya masjid atau musala yang representatif. Bahkan di setiap kamar harus ada petunjuk kiblat dan Alquran,” pungkasnya. [Gin]
Jabarnews | Berita Jawa Barat