JABAR NEWS | BANDUNG – Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih menempati posisi ke 5 sebagai provinsi dengan jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak di Indoenesia. Dimana hingga akhir tahun 2016 sudah mencapai lebih dari 21 ribu kasus, dan kecenderungannya terus meningkat.
“Banyaknya kasus tersebut membuat Jabar masih menjadi lima provinsi tertinggi adanya kasus HIV/AIDS. Jika tidak dicegah terus penyebarannya sangat mungkin untuk terus bertambah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jabar Dodo Suhendar, Rabu (09/08/2017).
Untuk itu kata Dodo diperlukan adanya upaya pencegahan yang lebih ekstra. Seperti kampanye bahaya narkoba dan pergaulan bebas yang terus digencarkan.
“Yang paling penting saat ini sebenarnya adalah pencegahan. Makanya kita lakukan terus kampanye bahaya dari sex bebas, narkoba dan lain-lain yang menjadi media penyebaran HIV/AIDS,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) mengakui, harus ada upaya lebih keras lagi yang melibatkan semua pihak untuk mencegah penyebarannya. Oleh karenanya kampanye pencegahan dilakukan dengan sasaran utama kelompok masyarakat yang beresiko.
“Seperti usia remaja yang rentan melakukan pergaulan bebas dan narkoba. Kemudian Ibu hamil menyusui, daerah rawan sosial dan lain-lain. Karena memang di kelompok masyarakat seperti itulah penyebaran tertinggi,” katanya.
Aher meminta kerjasama seluruh pihak baik pemerintah, stakeholder maupun masyarakat untuk sama-sama melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus HIV/AIDS tersebut. (Nur)
Jabar News | Berita Jawa Barat