JABARNEWS | PURWAKARTA – Untuk mengisi waktu menunggu berbuka puasa atau dikenal istilah ngabuburit, berbagai cara dilakukan masyarakat. Seperti yang dilakukan masyarakat di Kabupaten Purwakarta atau sekitarnya memiliki kebiasaan ngabuburit tergolong berbahaya.
Setiap sore mereka berkumpul di Jembatan Kereta Api Cisomang berlokasi di Desa Depok, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta yang nyaris membahayakan keselamatan mereka karena tidak ada jarak aman dengan perlintasan rel kereta api aktif tersebut.
“Kalau ada kereta melintas ke pinggir, apalagi sebelum kereta melintas ada tanda-tandanya seperti bunyi klakson kereta terdengar dari jauh. Sepertinya masinis juga sudah mengetahuinya jika suka banyak yang ngabuburit di sini,” kata salah seorang warga yang ngabuburit di Jembatan Cisomang, Sanudin (45), Selasa (20/4/2021).
Sepintas tidak ada yang beda cara masyarakat ngabuburit di Jembatan Kereta Api Cisomang ini selain bercengkrama bersama teman, keluarga dan anak-anak menunggu waktu berbuka puasa tiba.
Lokasi ini menjadi favorit masyarakat ngabuburit karena menyuguhkan pemandangan alam yang indah.
Hantaran pegunungan hijau dan masih asri ditambah udara yang sejuk menjadi daya tarik masyarakat untuk ngabuburit di jembatan yang ada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Purwakarta itu.
“Setiap bulan puasa Jembatan Cisomang ini rame, banyak warga ngabuburit, yah mungkin karena lokasinya enak saja, sejuk dan adem,” bener Kurnia warga yang tengah ngabuburit.
Diketahui, Jembatan Kereta Api Cisomang dijadikan lokasi ngabuburit merupakan jembatan generasi berikutnya pengganti jembatan sebelumnya yang saat ini sudah tidak digunakan. Jembatan ini diketahui memiliki ketinggian diperkirakan 100 meter dan panjang 200 meter lebih.
Sejak diresmikan 2004 silam, jembatan Kereta Api Cisomang setiap hari menjadi jalan alternatif masyarakat melintas baik berjalan kaki maupun roda dua, memanfaatkan rangka baja yang memiliki lebar di perkirakaan 80 sentimeter, tepat berada di samping rel kereta api. (Gin)