JABARNEWS I BANDUNG – Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI secara maraton.
Rencana pembelian alutsista tertuang dalam Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024 (Alpalhankam).
Dalam memenuhi kebutuhan modernisasi alutsista tersebut, pemerintah membutuhkan dana sebesar 124.995.000.000 dollar AS. Jumlah itu setara Rp1,7 kuadriliun.
Perpres tentang pemenuhan alpalhankam itu merupakan tindak lanjut rencana strategis khusus 2020-2024. Rencananya, pengadaan alat-alat tersebut dijalankan hingga 2044 mendatang.
Dalam dokumen itu disebutkan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan sebesar Rp1,7 kuadriliun, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan akan mengajukan pinjaman ke luar negeri.
Pengamat Pertahanan Connie Rahakundini mengaku kaget saat mengetahui rancangan tersebut, karena sebelumnya dia kerap terlibat dalam rancangan renstra sebelum Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
“Saya rasanya sering membaca renstra dalam keterlibatan saya dari 2007 ngurusin pertahanan. Tapi pas saya lihat renstra itu saya kaget, akhirnya saya dapatkan dokumen itu,” kata Connie Rahakundini, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (30/5/2021).
Connie Rahakundini juga membenarkan bahwa temuan yang didapat terkait pengadaan alpalhankam itu akan berjalan untuk anggaran 2020-2024.
“Pertanyaan saya sederhana saja, ini anggaran pertahanan sebesar ini dalam 3 tahun kita mau beli apa? Mau perang ke mana, alutsista apa yang mau kita bikin?” kata Connie Rahakundini.
Tak hanya itu, Connie Rahakundini juga mengungkapkan saat ini Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Asrena di masing-masing matra TNI belum mengetahui rencana Prabowo Subianto terkait anggaran pinjaman itu.
Hal ini kata dia bisa dibuktikan dengan pernyataan Hadi di Komisi I DPR RI saat rapat kerja berlangsung. Hadi Tjahjanto yang ditanya terkait dana bengkak itu mengetahuinya, namun tidak tahu peruntukan yang dirancang Prabowo Subianto.
Lantas, seberapa banyak nilai rencana utang Rp1,7 kuadriliun itu? Nominal kuadriliun mungkin asing di telinga masyarakat Indonesia saat ini.
Rp1 kuadriliun ialah nilai yang memiliki 15 angka nol di belakang angka 1. Artinya, Rp1 kuadriliun setara dengan Rp1.000 triliun.
Di atas angka kuadriliun masih ada nominal yang lebih besar, antara lain kuantiliun dengan 18 angka nol, sektiliun dengan 21 angka nol, dan septiliun dengan 24 angka nol.
Dengan demikian, rencana utang Rp1,7 kuadriliun untuk memodernisasi alutsista TNI itu setara dengan Rp1.700 triliun. (Red)