JABARNEWS | BANDUNG – Sejumlah wilayah di Kota Bandung, Jawa Barat, terancam mengalami krisis air bersih menyusul musim kemarau panjang yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Akibat musim kemarau tersebut, beberapa sungai sebagai penyuplai air baku untuk kebutuhan air bersih warga di Kota Bandung mengalami penurunan debit hingga 50 persen.
Cadangan air dari sungai di wilayah Bandung utara, seperti Sungai Cikapundung dan Sungai Cipanjalu, kini kondisinya cukup mengkhawatirkan.
Padahal, dua sungai tersebut menjadi pemasok air andalan bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening milik Pemerintah Kota Bandung, untuk kemudian diolah dan disalurkan kepada pelanggan.
Saat ini persediaan air bersih di PDAM Tirtawening hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan hingga satu bulan ke depan.
Ancaman krisis air bersih pun semakin membayangi pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung jika hujan tidak juga turun.
“Perumda Tirtawening hanya mampu mengolah air baku setengah dari kapasitas yang sebelumnya 20 liter per detik sekarang menjadi 10 liter per detik,” kata Direktur PDAM Tirtawening Sony Salimi, Minggu (12/9/2021).
Sementara itu, pasokan air di wilayah selatan, yakni situ Cileuncang dan Citu Cipanunjang, Kabupaten Bandung, juga mengalami penyusutan hingga 50 persen.
Sony berharap, pada September ini akan turun hujan sehingga debit air dari beberapa penyuplai air baku bisa kembali bertambah, serta sungai di Kota Bandung pun kembali mengalir. (Red)