Pertumbuhan Ekonomi Jabar Triwulan III Diperkirakan Meningkat

JABAR NEWS | BANDUNG – Pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat (Jabar) pada triwulan III 2017 diprediksi tumbuh meningkat dibanding triwulan sebelumnya, dan tumbuh pada rentang 5,2 persen hingga 5,6 persen (yoy).

Hal tersebut seiring dengan hasil survei kegiatan usaha di Jabar dilihat dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 20,95 persen. Dimana sektor industri pengolahan dan sektor pertanian menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jabar.

Hal tersebut dipaparkan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Jabar Wiwiek Sisto Widayat saat jumpa pers mengenai pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, Jumat (11/08/2017).

“Sektor pengolahan dan sektor pertanian menjadi pendorong utama. SBT nya sebesar 20,95 persen, ini lebih tinggi dari 18,31 persen,” ujar Wiwiek.

Baca Juga:  Tingkatkan Kebugaran, Ezra Walian Latihan Setiap Hari

Ada beberapa faktor lain yang dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan III ini. Seperti meningkatnya belanja pemerintah seiring dengan pembayaran gaji ke 13 bagi para PNS. Kemudian percepatan penyelesaian infrastruktur strategis dan peningkatan output industri otomotif pasca beroperasinya pabrik mobil baru.

Ia mengungkapkan dari hasil survei konsumen yang dilakukan, mengindikasikan adanya peningkatan optimisme konsumen yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jabar yang didorong oleh meningkatnya komponen indeks penghasilan saat ini. Serta ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha yang meningkat.

Baca Juga:  Nama-nama Ini Tercatat Pemenang Pilkades Serentak Purwakarta, Siap Dilantik?

“IKK pada triwulan III ini meningkat dari 125 menjadi 131 yang didorong oleh indkes penghasilan dari 123 ke 132. Kemudian indeks ketersedian lapangan kerja dari 102 menjadi 107 dan indeks kegiatan usaha dari 101 menjadi 109,” ungkap Wiwiek. 

Sementara itu terkait stabilitas keuangan Jabar pada triwulan II 2017, terdapat kenaikan risiko stabilitas keuangan yang diindikasi oleh beberapa indikator. Seperti melambatnya pertumbuhan kredit dan perhimpunan dana pihak ketiga. Namun secara umum risiko atau masalah kreditnya (NPL) meningkat. 

“NPL pada triwulan II mengalami peningkatan yang mana hal itu menandakan terjadinya peningkatan risiko kredit,” tuturnya. 

Baca Juga:  Kapolda Sumut Sebut Pelaku Pembunuhan Jurnalis di Simalungun Sudah Diamankan

Sedangkan untuk inflasi Jabar pada 2017 ini diperkirakan masih berada pada kisaran 4 persen yang terhitung masih dalam rentang target 4,1 persen.

“Pada Juli 2017 inflasi Jabar masih terkendali. Bahkan menurun dibandingkan bulan Juni 2017 seiring meredanya tekanan dari kelompok administered prices,” terangnya.

Untuk itu, tambah Wiwiek BI akan terus mempererat koordinasi dengan pemerintah. Hal tersebut dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran dan mendorong kelanjutan reformasi struktural agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. (Nur)

Jabar News | Berita Jawa Barat