JABARNEWS | GARUT – Mitos satu periode untuk jabatan Bupati Garut ternyata tidak terjadi untuk pasangan Petahana Rudi Gunawan-Helmi Budiman. Pasangan ini mengungguli perolehan suara di Pilkada Garut berdasarkan perhitungan dalam real count KPU Garut. Dengan selisih tipis 1,73 persen dari pesaing terdekatnya yang juga mantan Sekda Garut Iman Ali Rahman yang diusung partai Golkar berpasangan Dedi Hasa Bahtiar yang sebelumnya Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari PDI Perjuangan.
Pasangan Iman Ali Rahman-Dedi Hasan Bahtiar harus puas dengan perolehan suara sebesar 32,97 %. Sementara pasangan lainnya, Paslon nomer urut 3 meraih 11,07 % dan Paslon nomer urut 4 meraih 20,25 %.
Perhitungan Situng KPU berdasarkan scan format C1 yang masuk ke KPU Garut. Perhitungan itu berdasarkan raihan suara yang sudah masuk sebanyak 94,13 %.
Jika melihat dari hasil real count Situng KPU raihan suara petahana sudah tak mungkin dikejar lagi oleh para pesaingnya. Namun, data real count tentunya tidak bisa dijadikan keputusan mutlak. Pasalnya keputusan final akan dilakukan pada rapat pleno yang akan diselenggarakan antara tanggal 4-6 Juli 2018.
Dikatakan Komisioner KPUD Garut Bidang Teknis, Lia Juliasih SIP M Si, pasangan Rudy-Helmi memimpin dengan jumlah suara total 405.573, Iman-Dedi 374.539, Suryana-Wiwin 125.780, dan pasangan Agus-Aditya memperoleh suara sebanyak 230.046.
“Perolehan ini merupakan suara 42 PPK di Kecamatan atau 4.467 dari 4.719 TPS yang ada di Kabupaten Garut, ini merupakan data real count untuk seluruh pemilihan. Sementara pengumuman hasil keseluruhan nanti akan kami umumkan pada rapat pleno saja,” ujar Lia, Jumat (29/6/2018) di ruang media center KPU Garut.
Meski data real count sudah ada tapi ketetapan siapa pemenangnya akan ditentukan dalam rapat pleno. Ia berharap kepada semua kontestan Pilkada agar bisa menahan diri. “Saya harap semuanya tetap tenang. Jaga kondusivitas Kabupaten Garut,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPU Garut, Hilwan Fanaqi, mengatakan data real count hanya informasi awal. Sementara ketetapannya ada di rapat pleno.
Oleh sebab itu, ia mengajak kepada semua pihak untuk terus mengawal proses Pilkada ini sampai tuntas. Ia meyakini, jika sumber data yang digunakan sama tentunya tidak akan terjadi perbedaan.
“Saya pastikan kotak suara yang ada di PPK diawasi Panwascam dan dijaga oleh Polisi serta TNI. Jadi sampai saat ini belum ada yang bisa menyentuh. Jadi tak mungkin datanya berubah,” pungkas Hilwan. (Tgr)
Jabarnews | Berita Jawa Barat