JABARNEWS | BANDUNG – Dalam beberapa waktu terakhir Ma’ruf Amin kerap mendapat kritikan dari banyak para mahasiswa, atas kinerjanya yang dianggap belum maksimal selama menduduki jabatan Wakil Presiden.
Seperti halnya pada 2 November lalu, BEM Universitas Mulawarman (Unmul) dalam sebuah posternya menampakan sosok wajah Wapres Ma’ruf Amin, lengkap dengan tulisan
“Kaltim Berduka Patung Istana Merdeka Datang ke Samarinda”.
Unjuk rasa tersebut sempat viral dan pasca unjuk rasa, Ketua BEM Unmul, Abdul Muhammad Rachim dikabarkan langsung dipanggil pihak aparat.
Menanggapi maraknya kritikan terhadap pejabat tinggi tanah air termasuk kepada Wapres Ma’ruf Amin, yang kemudian berujung pemanggilan. Politikus PKS Mardani Ali ikut angkat bicara melalui akun media sosialnya.
Dalam komentarnya Mardani menyayangkan adanya sikap aparat yang dianggap terburu-buru dalam menilai sebuah kritikan yang dilontarkan.
“Jangan cepat-cepat memberi penilaian pada mahasiswa, apalagi aparat sampai melakukan pemanggilan.” tulis Mardani dalam akun Twitternya @MardaniAliSera.
Mardani menenambahkan keterangan bahwa semestinya para penguasa yang menjabat di pemerintahan dapat berlapang dada dalam menerima berbagai kritikan.
“Semua mesti lapang dada.” ujar Mardani.
Namun demikian, Mardani menambahkan agar setiap kritikan yang dilontarkan disampaikan dengan bijak dan disertai unsur edukasi.
“Untuk rekan-rekan mahasiswa, sampaikan dengan bijak bahwa demo itu hak,” cuitnya.
“Tetapi mesti ada unsur edukasi dalam setiap demo yang dilakukan,” pungkas cuitan Mardani. (Dod)