Tanpa Diskon! Ini Tips Agar Omset Penjualan Stabil Saat Pandemi Covid-19

JABARNEWS | BANDUNG – Pasang surut adalah hal lumrah dalam bisnis. Kadang sepi, kadang ramai sehingga berpengaruh pada omset penjualan.

Apalagi, dihadapkan dengan pandemi Covid-19 seperti ini penting sekali omset penjualan agar tetap stabil.

JabarNews.com melansir dari banyak sumber, berikut bebebrapa tips untuk menjaga omset penjualan supaya stabil terus selain dengan penawaran promo atau diskon:

Baca Juga: Ambu Anne: Kesejahteraan Guru Penting Untuk Pendorong Mutu Pendidikan, Ini Janjinya

Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum: Baraya, Lagi-lagi Saya Dibuat Bangga Oleh Pemuda Jawa Barat

Pertama. Jual produk yang jadi kebutuhan masyarakat – Minat konsumen berubah dari waktu ke waktu, tetapi ada beberapa produk yang minatnya tetap sama dan menjadi kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh, sepatu hitam untuk anak sekolah.

Baca Juga:  Ini Sejumlah Wilayah Yang Sering Terendam Banjir di Kota Bandung

Baca Juga: Ridwan Kamil: Bekerja Baik Itu Bukan Untuk Mendapatkan Pujian, Tapi…

Baca Juga: Anne Ratna Mustika: Meski Pandemi Covid-19, Peran Guru Tak Bisa Digantikan Teknologi

Dari dulu, anjuran sekolah kepada anak muridnya, baik tingkat TK, SD, SMP, SMA adalah mengenakan sepatu warna hitam. Sepatu ini pasti diperlukan anak sekolah, cewek atau cowok.

Kedua. Punya pangsa pasar yang luas – Agar omzet penjualan selalu stabil, sebaiknya jangkau pasar yang luas. Artinya produk itu bisa dipakai atau dikonsumsi atau dipakai semua orang dari segala jenis umur dan latar belakang.

Baca Juga:  Pandemi Covid-19, Gaji ke-13 dan THR PNS Tahun Ini Bakal Dipangkas Gak Ya?

Jadi, bukan produk yang hanya khusus untuk orang tertentu saja, misal orang dewasa atau orang tua saja.

Jika konsumen anak-anak menurun, ada kalangan konsumen lain yang membeli, bahkan meningkat. Penurunan dapat langsung dikover, sehingga omzet penjualan tidak anjlok, tetapi justru terjaga atau stabil.

Baca Juga: Viral Video Erick Thohir, Fasilitas Toilet UMUM SPBU di Cirebon Mendadak Gratis

Baca Juga: Begini Tips Agar Promosi Sukses di Instagram

Ketiga. Harga yang merakyat – Membangun citra suatu produk bisa dilakukan dengan cara menetapkan harga jual yang mahal. Tetapi, apakah peminatnya sama banyak dengan produk yang harganya terjangkau? Tentu saja tidak.

Baca Juga:  Tanggapi Penendang Sesajen di Semeru, Gus Miftah: Perlu Diubah Itu Otak

Baca Juga: Penghargaan Penyanyi Dangdut Paling di Hati, ‘Pindah Alamat’ ke Ayu Ting Ting

Baca Juga: Dikes Akui Korban Banjir di Sergai Hanya Terserang Penyakit Kulit, Diare Tidak Ada

Produk mahal biasanya ditujukan untuk kalangan menengah ke atas atau hanya kalangan atas saja. Sedangkan produk yang harganya merakyat bisa dipakai siapa saja, termasuk orang kaya yang doyan produk murah meriah. ***