Ridwan Kamil Tekankan Pentingnya Data dalam Tangani Pandemi Covid-19

JABARNEWS | BANDUNG – Kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dalam menangani pandemi Covid-19 selalu berlandaskan data yang komprehensif. Tujuannya supaya kebijakan yang diambil efektif dan efisien.

Hal itu dikatakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menghadiri acara Data Science Weekend (DSW) via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu (28/3/2021).

“Semua urusan Covid-19 harus berbasis ilmiah dari data driven design decision making. Makanya, ada tim ahli epidemiologi, tim ahli ekonomi, tim statistik, dan tim infografis,” kata Ridwan Kamil.

Baca Juga:  PT SPV Dukung Pelestarian Lingkungan Citarum

“Tanpa data yang baik, keputusan yang diambil tidak berkualitas. Dengan data yang baik, keputusan pun akan berkualitas,” tambahnya.

Ridwan Kamil menuturkan, Pemprov Jabar meluncurkan Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar) sebagai pusat data penanganan pandemi Covid-19. Mulai dari data kasus terkonfirmasi Covid-19 sampai peta persebaran SARS-CoV-2.

Baca Juga:  Kematian Akibat COVID-19 di Majalengka Tinggi, Mencapai 741 Orang

“Pikobar sudah banyak mendapatkan penghargaan karena keakuratan dan kelengkapan data (dalam penanganan Covid-19),” tuturnya.

Dalam acara tersebut, Ridwan Kamil pun memaparkan lima prinsip yang dipegang teguh Pemda Provinsi Jabar dalam menangani pandemi Covid-19.

“Pertama Jawa Barat itu harus selalu proaktif dalam mengambil keputusan. Seperti melakukan tes secara masif dan mengeluarkan istilah Adaptasi Kebiasaan Baru,” ucapnya.

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Jawa Barat Jumat, 19 Oktober 2018

Prinsip kedua, lanjut Ridwan Kamil, adalah transparan. Semua data terkait penanganan Covid-19, baik berita baik dan tidak baik, disampaikan kepada masyarakat.

“Kalau berita tidak baik harus bagaimana antisipasinya. Kalau bagus juga gimana. Jadi kita tidak pernah menutupi permasalahan ini,” ujarnya.

Tiga prinsip selanjutnya yakin  ilmiah dalam mengambil keputusan, inovatif, dan kolaboratif. Menurut Kang Emil, lima prinsip tersebut terus diterapkan dalam penanganan pandemi. (RNU)