Sosial Masyarakat di Kota Bandung Alami Pergeseran, Ulama Diminta Lebih Adaptif

JABARNEWS | BANDUNG – Ulama memiliki peran penting dan tanggung jawab moral terhadap pembinaan umat. Oleh karenanya, ulama harus bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi kekinian.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) ke-10 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, di Kantor MUI Kota Bandung, Sabtu (11/9/2021).

Oded mengatakan, saat ini penyesuaian bukan hanya berkenaan dengan pandemi Covid-19 saja. Namun, kehidupan sosial masyarakat turut mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan zaman.

“Perubahan interaksi masyarakat harus menjadi perhatian dalam menyusun program. Penyesuaian demi penyesuaian harus dilakukan dalam pola-pola dakwah dan pembinaan umat,” kata Oded.

Baca Juga:  Rindu Dapat Dukungan Dari Himpunan Nelayan

Oleh karenanya, lanjut Oded, penyesuaian para ulama menjadi sebuah keniscayaan. Seperti tuntutan untuk lebih familiar dengan penggunaan teknologi komunikasi dan memahami beragam media interaksi sosial berbasis daring atau online.

Oded mengatakan, wawasan para ulama diperlukan untuk bisa mengkorelasikan situasi terkini dengan ajaran agama Islam.

“Para ulama juga menghadapi tantangan berupa penyebaran hoaks yang masif. Sebagai pembina umat, ustadz, kyai, dan ulama harus menjadi garda terdepan dalam penyebaran informasi yang sahih,” terangnya.

Oded berharap, beragam penyesuaian tersebut bisa menjadi bahan rujukan dalam menyusun program kerja bagi kepengurusan periode berikutnya. Namun, utamanya setiap program dari MUI harus bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Baca Juga:  Hati-hati, Penipuan Modus Sumbangan Atasnamakan Wakil Wali Kota Bandung

“Kami siap untuk berkolaborasi dalam pembinaan umat khususnya tentang pemahaman pandemi, supaya mendapatkan informasi yang benar dan akurat. Bila hanya mengandalkan media sosial, dikhawatirkan justru hoaks dan kekeliruan yang didapat,” terangnya.

Sementara itu Ketua MUI Kota Bandung Periode 2016-2021, Miftah Faridl mengungkapkan, dalam Musda ke-10 ini menjadi komitmen organisasi untuk merespon dinamika persoalan terkini. Sekaligus menyiapkan program kunci bagi para ulama ke depannya.

Baca Juga:  Komisi I DPRD Jabar Minta BPKAD Cianjur Segera Sertifikatkan Aset

“Ke depan kita berpacu dengan waktu, memulihkan situasi dan merawat suasana setelah pandemi Covid-19. Kesulitan sudah muncul dalam kehidupan belum lagi persoalan lainnya yang menuntut kehadiran MUI untuk merespon,” ucap Miftah.

Miftah juga berharap para ulama tetap menjaga stabilitas dengan berperan secara profesional. Serta berkolaborasi dengan sejumlah pihak menciptakan kehidupan bermasyarakat yang berlandaskan ajaran agama.

“MUI tetap berkomitmen mempertahankan Bandung Agamis sebagai pilar penting mempertahankan Bandung Juara. MUI tetap berperan ikut mendukung pembangunan kota tanpa menghilangkan identitas agamis,” tandasnya. (Red)