Wagub Uu : Para Santri Harus Melek Tekhnologi

JABARNEWS | KAB GARUT – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta para santri untuk melek tekhnologi dan mengikuti perkembangan era globalisasi. Sehingga para santri pun bisa berperan serta dalam mengisi perkembangan negara.

“Perkembangan zaman sudah berubah, perkembangan era globalisasi ini tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, agar santri tidak terseret dan termarjinalkan maka harus mengikuti perkembangan teknologi,” jelas Uu kepada wartawan disela acara kunjungan ke pondok pesantren Qurrota Ayun, Samarang, Kabupaten Garut, Sabtu (6/10/2018).

Seperti halnya di Pondok Pesantren (Ponpes) Qurota Ayun Samarang Kabupaten Garut ini, lanjut Uu. Dimana pesantren ini pun sudah menerapkan teknologi dalam sistem pembelajaran bagi para santrinya.

Baca Juga:  Lebih Bijak! 4 Cara Cerdas Mengatur Keuangan di Usia 20-an

Pola pendidikan di Ponpes bukan hanya sebatas memberikan keilmuan ukhrowi (agama) melainkan dilengkapi dengan ilmu keduniawian.

“Justru di pondok pesantren Qurota Ayun ini sudah menjalankan konsep itu. Santri hapal teknologi,”katanya.

Menurutnya perkembangan tekhnologi memang harus dibentengi dengan kekuatan iman. Terutama untuk membentengi hal hal negatif yang tidak diinginkan. Dalam hal itu pondok pesantren bisa membentengi dampak negatif dari perkembangan teknologi yaitu membekali para santrinya dengan nilai-nilai agama. Jika tidak diberikan maka akan berdampak negatif bagi perkembangan generasi di masa yang akan datang

“Setiap hal di dunia ini ada manfaat ada maksadat. Maka sisi negatif ini harus diminimalisir dengan keilmuan yang diberikan di pondok pesantren ini. Kalau tidak diberikan maka khawatir teknologi yang ada kan menjadi oetaka bagi dirinya arena tidak dibentengi dengan keiman adan ketakwaan,” jelasnya.

Baca Juga:  Ada 97 Titik Banjir di Kabupaten Bekasi, BPBD: Status Masih Siaga Bencana

Disisi lain lanjut Uu, para santri pun harus lebih memperdalam ilmu agama dan duniawinya sehingga ketika lulus dari Pondok Pesantren memiliki karakter di masa yang akan datang.

Menurut Uu, apabila para santri tidak dididik dengan ilmu agama (ukhrowi) maka dikhawatirkan ketika mereka menjadi pemimpin tidak bermanfaat bagi masyarakat karena moral dan ahlaknya tidak dijaga dengan keimanan dan ketakwaan. Oleh karena itu, Santri di Ponpes Qurota Ayun harus mempelajari 12 keilmuan.

“Saya berharap para samtri belajar ilmu agama yang maksimal karwna generasi muda sangat butuh ilmu agama sehingga memiliki karakter di masa yang akan datang,” ungkapnya

Baca Juga:  Personil Satlantas Polresta Deli Serdang di Tes Urine Dadakan, Ada Apa?

Uu menilai, lulusan Ponpes berbeda dengan lulusan ilmu lainnya karena selain dibekali ilmu duniawi, mereka dilengkapi dengan ilmu ukhrowi (agama).

Dia menambahkan selain itu, yang membedakan lulusan pesantren dengan lainnya karena memiliki keimanan amal dan keihlasnan dalam hidup dan bertindak. Apabila, lulusan Ponpes sama saja dengan non pesntren maka selama mengeyam pendidikan di Ponpes tidak dilakukan secara maksimal.

“Lulusan pesantren tentu beda dengan non pesantren. Ketika lulus, rerata lulusan pesantren memiliki karakter yang berbeda dengan anak-anak yang tidak mondok,” pungkasnya. (wan)

Jabarnews | Berita Jawa Barat