JABARNEWS | JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil mantan Bupati Bogor Nurhayanti dalam penyidikan pemotongan uang dan gratifikasi mantan Bupati Bogor 2008-2014 RY. Senin (02/03/2020)
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan RY sebelumnya sudah ditetapkan sebagai tersangka pada 25 Juni 2019, diduga meminta, menerima atau memotong pembayaran dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebesar Rp8.931.326.223.
“Hari ini, dijadwalkan pemeriksaan terhadap mantan Bupati Bogor Nurhayanti sebagai sebagai saksi untuk tersangka RY,” ujar Ali Fikri saat dikonfirmasi di Jakarta.
Ia menambahkan, uang tersebut diduga digunakan untuk biaya operasional bupati dan kebutuhan kampanye pemilihan kepala daerah dan pemilihan legislatif yang diselenggarakan pada 2013 dan 2014.
Selain itu, tersangka Rachmat juga diduga menerima gratifikasi, yaitu berupa tanah seluas 20 hektare di Jonggol, Kabupaten Bogor dan mobil Toyota Vellfire senilai Rp825 juta.
Gratifikasi tersebut diduga berhubungan dengan jabatan tersangka dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya serta tidak dilaporkan ke KPK dalam waktu paling lambat 30 hari kerja.
Rachmat disangkakan melanggar Pasal 12 huruf f dan Pasal 12 B Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Diketahui, Rachmat telah pada 8 Mei 2019 setelah menjalani masa hukuman terkait perkara korupsi di Lapas Sukamiskin Bandung.
Rachmat saat itu divonis 5 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp300 juta karena menerima suap senilai Rp4,5 miliar guna memuluskan rekomendasi surat tukar menukar kawasan hutan atas nama PT Bukit Jonggol Asri seluas 2.754 hektare. (Ara)