JABARNEWS | PURWAKARTA – Beberapa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kabupaten Purwakarta sudah menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS). Dalam sistem itu, para siswa akan mengikuti pembelajaran yang mirip dengan mahasiswa.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Purwakarta, Asep Sundu Mulyana, mengatakan, terdapat 2 Sistem pembelajaran di SMA berdasarkan dari regulasi yg ada, yaitu sistem paket dan sistem SKS.
“Salah satu kelemahan sistem paket yang secara masif diterapkan hampir di seluruh SMA di Indonesia adalah bisa membuat siswa tidak naik kelas, dan jika siswa tidak naik kelas harus mengulang semua mata pelajaran, padahal yang tidak tuntas hanya beberapa mata pelajaran,” ucap Asep Sundu, pada Senin, 4 Oktober 2021.
Baca Juga: Dua Kelompok Geng Motor Di Cirebon Bentrok, Empat Pemuda Diamankan
Baca Juga: Begini Cara Membedakan Ketumbar Berkualitas Bagus dan tidak Menurut Dr. Zaidul Akbar
Sedangkan SKS, lanjut dia, siswa dimungkinkan untuk belajar mandiri secara konstruktivistik, siswa lah yang menentukan berapa lama dan berapa banyak mata pelajaran yang harus ditempuh.
Baca Juga: Desa Siluman, Sentra Pengrajin Mebel Di Kabupaten Subang
Baca Juga: Ridwan Kamil Ulang Tahun ke-50, Pesan Romantis Atalia: A Emilku…
Dampak positifnya dari program SKS ini, kata pria yang menjabat Kepala SMAN 1 Sukatani itu, siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dapat menyelesaikan waktu pembelajaran menengah atas lebih cepat.
“Siswa bisa lulus SMA dalam waktu 2 tahun, 2,5 tahun, sampai 3 tahun atau kalau bersantai santai bisa sampai 4 tahun. Di Kabupaten Purwakarta ini ada tiga SMAN yang menerapkan program SKS ini, yakni SMAN 1 Purwakarta, SMAN 2 Purwakarta dan SMAN 1 Sukatani,” beber Asep Sundu.
Ia menambahkan, sistem SKS ini dipercaya lebih pada sistem pembelajaran yg berfokus atau subjek sama siswa bukan sama guru lagi.
“Maka dari itu selayaknya Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat dan direktorat PSMA Kemdikbud Ristek memfasilitasi secara cepat dan akurat bagi sekolah sekolah yang mengajukan izin sistem SKS ini dengan mempermudah dan memberikan insentif berupa fasilitas serta dana,” harap Asep Sundu. (Gin)