Angka Stunting di Bandung Barat Kini 10 Persen, Bisa Naik Karena Covid-19

JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat menyatakan bahwa prevalensi stunting terus mengalami penurunan, hingga kini mencapai 10 persen. 

Angka tersebut telah memenuhi target pemerintah pusat sebesar 14 persen. Meski begitu, dampak dari pandemi Covid-19 berpotensi meningkatkan angka stunting.

“Tentu pandemi Covid-19 yang kita hadapi sudah hampir dua tahun ini berdampak pula terhadap peningkatan stunting,” kata Plt. Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan, di Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (7/9/2021).

Oleh karena itu, kata dia seluruh stakeholder harus terlibat dalam penanganan stunting. Tak hanya oleh Dinas Kesehatan, tetapi juga dinas lain seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. 

Baca Juga:  KemenPAN RB Beri Rapor C Untuk Kab Tasikmalaya

“Perusahaan swasta juga, melalui CSR, bagaimana bisa membangun lingkungan yang bersih, sanitasi yang bersih. Jadi, ini peran kita semua,” kata Hengky Kurniawan.

Dia berharap, penanganan stunting di Bandung Barat bisa seperti penanganan Covid-19, di mana setiap pekan dilakukan rapat koordinasi untuk mengatasi kasus stunting.

“Stunting di Kabupaten Bandung Barat hampir sama dengan Covid-19, kami serius menangani. Ini adalah komitmen Pemkab Bandung Barat,” ujar Hengky Kurniawan.

Baca Juga:  Sambut HUT RI Ke-78, Begini Pesan Kepala LLDIKTI IV

Apalagi, imbuh dia, pada tahun depan akan dibangun command center di Bandung Barat, sehingga data stunting dapat terus terpantau perkembangannya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Eissenhower Sitanggang menyebutkan, ada bantuan keuangan dari CSR untuk penanganan stunting di desa-desa.

Meski begitu, dia tak menyebutkan detail bantuan keuangan buat penanganan stunting itu. “Jadi banyak juga CSR yang kasih, kami harapkan ini turun terus,” ujarnya.

Menurut dia, ada 20 desa di Bandung Barat yang menjadi lokus penanganan stunting. Di antaranya di Desa Ciburuy dan Desa Gunungmasigit.

Baca Juga:  Wakili Purwakarta di Event Internasional, Keberangkatan 10 Anak Desa Terkendala Biaya

Meskipun prevalensi stunting terus mengalami penurunan, dia mengakui, dampak dari pandemi Covid-19 bisa memicu peningkatan angka stunting.

Pasalnya, stunting atau kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya dipengaruhi oleh gizi buruk, sehingga faktor ekonomi keluarga turut memengaruhinya.

“Terus terang, di masa pandemi Covid-19 ini banyak orang yang kena PHK, ini tentu tidak gampang. Makanya, tidak boleh hanya peran dari Dinas Kesehatan,” katanya. (Yoy)