Cagar Budaya Situs Matangaji Hancur, Sultan Cirebon Kecewa

JABARNEWS | CIREBON – Sebuah situs budaya di Kota Cirebon rusak berat akibat reruntuhan material proyek pembangunan. Situs itu terletak di Kampung Melangse, Kelurahan Karya Mulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Situs tersebut konon merupakan tempat petilasan Sultan Matangaji selama bertahun-tahun.

Rusaknya situs keramat Sultan Matangaji di Kampung Melangse Kelurahan Karyamulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon mendapat berbagai reaksi terutama di kalangan Keraton Kasepuhan Cirebon.

Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat telah mengadukan hal tersebut kepada walikota soal perusakan kawasan petilasan Sultan Matangaji oleh pengembang perumahan dan berharap ada tindakan dari pemerintah setempat.

Baca Juga:  Tak Ada Indonesia, Ini Daftar 30 Negara yang Lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar

“Kami telah laporkan kepada bapak walikota Cirebon sehubungan dengan adanya perusakan kawasan petilasan Sultan Matangaji yang merupakan ‘wewengkon’ Keraton Kasepuhan,” kata Sultan Arief di Cirebon, Rabu (19/2/2020).

Arief mengatakan perjuangan Sultan Sepuh V yaitu Sultan Matangaji dalam memerangi penjajah Belanda pada abad 18 M merupakan sejarah perjuangan rakyat Cirebon. Banyak bukti dari perjuangan Sultan Matangaji berupa, batu bata, sumur kuno, goa tirai dan ini seharusnya dipelihara dengan baik, sebagai monumen sejarah perjuangan Rakyat Cirebon memeragi penjajah.

Baca Juga:  Hari Ini, SIM Keliling Kota Bandung Di Jalan Burangrang

Untuk itu pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah ataupun oleh pihak swasta dan bersinggungan dengan petilasan, situs atau cagar budaya hendaknya berkoordinasi terlebih dahulu.

“Yaitu dengan kami Keraton Kasepuhan, ahli sejarah dan pihal pihak yang tahu, tidak semaunya sendiri,” ujarnya.

Sultan berharap dengan laporan yang telah disampaikan ke Walikota Cirebon terkait perusakan petilasan Sultan Matangaji, Pemerintah Daerah segera menindaklanjutinya agar warisan sejarah di Kota Cirebon, tetap terus terjaga dan dirawat dengan baik, tidak seperti yang terjadi saat ini, di mana petilasan malah di rusak.

“Sebaiknya situs, petilasan dijaga dan dirawat serta diberi batas, agar tetap ada sebagai monumen perjuangan Cirebon,” katanya.

Baca Juga:  Waspada! Ada Kopi Kemasan Mengandung Parasetamol dan Obat Kuat

Dia mengimbau agar perusahaan maupun instansi lain tidak asal membangun bangunan di tanah Cirebon. Jika di lokasi pembangunan terdapat situs, lebih baik dihindari untuk dibangun.

“Saya juga akan tanya langsung ke juru kuncinya situs itu bagian dari sejarah nenek moyang kami,” ujar Sultan Arief.

Arief menyesalkan jika ada oknum masyarakat atau lembaga yang merusak situs untuk kepentingan tertentu. Tidak menutup kemungkinan, kata Arief, kasus perusakan situs tersebut akan dilaporkan kepada pihak yang berwajib. (Ara)