Harga Gabah Anjlok, DPRD Jabar Berencana Hidupkan Kembali Gerakan Lumbung Desa

JABARNEWS | BANDUNG – DPRD Provinsi Jawa Barat berencana menghidupkan kembali gerakan lumbung desa untuk melindungi para petani dari permainan harga gabah.

Ketua Komisi II DPRD Jabar Rahmat Hidayat Djati mengatakan, anjloknya harga gabah di setiap daerah terus terulang. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri bagi para petani setiap memasuki masa panen.

“Kami akan mencoba memulai gerakan lumbung desa. Akan kami inisiasi tahun 2021 ini. Semoga niat ini bisa berjalan lancar untuk membantu para petani,” kata Rahmat, Rabu (30/06/2021).

“Yang kasihan kan para petani. Setiap masa panen, selalu ada problem seperti ini. Selalu berulang dan terjadi lagi setiap panen, Ini pelajaran penting buat kita semua. Sehingga, PKB menganggap semakin perlunya mengaktifkan kembali gerakan lumbung desa, khususnya di Karawang,” tambahnya.

Baca Juga:  Lawan Madura United, Persib Bandung Tawarkan Jadi Tuan Rumah

Menurut Rahmat, situasi ini secara umum terjadi di Jabar. Bahkan, lanjut dia, bisa dikatakan se-Pulau Jawa setiap kali panen raya tiba harga gabah menjadi anjlok.

Dengan adanya gerakan lumbung desa itu, sambung Rahmat, nantinya diharapkan tidak terjadi lagi adanya harga gabah yang anjlok. Padahal, setiap kali panen semestinya yang menikmati itu para petani karena panen itu memetik hasil yang selama ini mereka tanam.

“Biar kita tidak terlalu tergantung dengan pasar. Kedepannya, kita akan upayakan pemerintah untuk bisa lebih hadir dan terasa manfaatnya buat para petani. Sehingga, mereka bisa hidup sejahtera,” tuturnya.

Baca Juga:  BMPR: 70 Persen Jalan di Jabar Belum Penuhi Standar Keamanan

Dia mengaku, pemerintah harus bertanggung jawab atas anjloknya harga gabah. “Tugas pemerintah ya salah satunya mengatur soal harga dasar gabah dan mendorong terwujudnya swasembada pangan. Kita juga sebagai masyarakat, perlu memberikan kontribusi agar situasi ini segera dapat diatasi,” ujarnya.

Mengenai peran Bulog, Rahmat mengharapkan, agar Bulog bisa lebih cepat dan tepat lagi dalam menghitung waktu soal harga gabah. Terutama, stok beras sebagai cadangan pangan dan lebih cermat dalam mengantisipasi kondisi lapangan.

Disampaikannya, adanya harga gabah yang anjlok di berbagai tempat di Jabar, terlebih di Kabupaten Karawang. Setiap kali panen, harga gabah selalu di bawah Harga Pokok Produksi (HPP).

Baca Juga:  Presiden Jokowi Bagikan Pengalamannya Saat Berkemah di Lokasi IKN Nusantara Kaltim

Di sisi lain, serapan gabah di Bulog sendiri tidak mampu menstabilkan harga, ditambah ketersediaan pupuk subsidi serta sarana dan prasarana yang sulit, membuat biaya produksi yang tinggi. Sehingga, harga tidak sesuai antara biaya produksi dengan harga pasar.

Harga Gabah Kering Panen (GKP) menyentuh di kisaran Rp. 3 ribuan. Para tengkulak dan pasar hanya menaksir Rp3.500.

Sedangkan para petani mengharapkan harga bisa mencapai Rp4.200/GKP. Kualitas gabah sendiri dinilai bagus karena produksinya bisa mencapai 7 ton per hektar. (Red)