IJTI Cirebon Raya Adukan Tiga Media Daring Ke Polisi

JABARNEWS | CIREBON – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Cirebon Raya mengecam keras soal adanya ‘pencatutan’ nama yang dilakukan oleh tiga media daring di Cirebon, Jawa Barat dalam salah satu pemberitaannya.

Ketua Umum IJTI Cirebon Raya, Faizal Nurahtman mengatakan, bila berita yang mencantumkan nama IJTI Cirebon Raya dan dirinya ini sudah menyalahi etika kerja-kerja jurnalistik. Sebab, media daring tersebut ‘mengutip’ obrolan pesan singkat pribadinya sebagai sumber berita.

Padahal, kata Faisal, obrolan dalam pesan singkat itu tidak dimaksudkan sebagai sebuah statement resmi yang dapat dijadikan sebagai sumber berita. Ia menilai, apa yang dilakukan oleh media daring itu merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab, serta sudah mencoreng nama baik dirinya maupun nama dari IJTI Cirebon Raya.

Baca Juga:  Longsor Tapanuli Selatan: Tiga Orang Tewas, Sembilan Korban Dalam Pencarian

“Sebagai hak narasumbernya hilang, karena dalam berita itu saya tidak pernah memberikan statement resmi. Itu hanya percakapan pribadi saya dalam whatsapp. Berita itu sudah menyalahi kerja-kerja jurnalistik. Selain itu berita tersebut sudah mencoreng nama baik IJTI Cirebon Raya,” kata Faisal, di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (18/8/2020).

Baca Juga:  Jasa Marga: Ada Rekayasa Lalulintas di Simpang Susun Sadang Tol Cipularang

Sehubungan dengan adanya berita itu, pihaknya sudah melaporkan dan membuat aduan ke Polresta Cirebon. Hal itu dilakukan mengingat media daring yang mencatut nama dirinya dan IJTI Cirebon Raya belum terverifikasi Dewan Pers. Sehingga, ia merasa tidak perlu untuk melayangkan hak jawab dan hak koreksi kepada media tersebut.

“Kami merasa dirugikan atas beredarnya berita itu. Medianya belum terverifikasi dewan pers dan media itu tidak jelas. Sehingga kami membuat laporan dan aduan ke Polresta Cirebon. Mereka seolah-olah ingin membuat opini yang tidak benar,” katanya.

Baca Juga:  Pemerintah Berencana Tak Naikan UMP 2021, Begini Respons Buruh

Ia berharap agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali. Mengingat, dalam kerja-kerja jurnalistik sebuah berita harus bersifat benar dan berimbang, supaya tidak ada kesalahan persepsi perihal informasi yang disampaikan kepada publik.

“Ini bisa menjadi pelajaran bagi kita. Kerja-kerja jurnalistik harus dilakukan dengan benar dan berimbang. Agar informasi yang kita sampaikan benar-benar berguna untuk masyarakat,” katanya. (CR2)