Jasa Tirta II Kembangkan Potensi Bisnis SPAM dan EBT Melalui PT PBNU

JABARNEWS | JAKARTA – Jasa Tirta II terus mengembangkan potensi bisnis dalam bidang pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan energi baru terbarukan (EBT) melalui kerjasama dengan PT. Patimban Banyu Nagara Utama (PBNU).

Jasa Tirta II dan PT. Patimban Banyu Nagara Utama (PBNU) berkomitmen untuk melakukan rencana kerja sama, saling mendukung untuk menyiapkan pelaksanaan Pra Studi Kelayakan dan Studi Kelayakan Rencana Kerjasama Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Dan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Baca Juga:  Usai Nyoblos, Emil Pantau TPS Dengan Bersepeda

Komitmen kedua Perusahaan tersebut ditandai melalui penandatanganan nota kesepahaman oleh Direktur Utama Jasa Tirta II Imam Santoso dan Direktur Utama PT. Patimban Banyu Nagara Utama Muhammad Iqbal pada Kamis, 17 Juni 2021 di Kantor Perwakilan Jasa Tirta II, Jakarta.

Imam Santoso mengatakan menjadi inisiasi kerjasama strategis terkait dengan penyusunan Pra Studi Kelayakan dan Studi Kelayakan Rencana Kerjasama meliputi bidang hukum/kelembagaan, teknis dan finansial untuk pengembangan SPAM dan EBT.

Baca Juga:  Keputusan Kemenhub Longgarkan Transportasi Tuai Polemik

Studi kelayakan tersebut akan dievaluasi dan dilakukan pembahasan untuk rencana kerjasama pengelolaan dan penyediaan air bersih dan/atau penyediaan prasarana air baku di wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu.

Tak hanya itu, studi kelayakan tersebut juga akan menjajaki potensi kerjasama pemanfaatan permukaan air di wilayah kerja Jasa Tirta II untuk pembangunan pembangkit listrik Renewable Energy.

“Kerjasama ini menciptakan peluang strategis untuk perkembangan usaha kedua pihak dengan melihat sumber daya yang ada. Jika studi kelayakan memenuhi, kita bisa manfaatkan air di Waduk Jatiluhur untuk floating photovoltaic power plant,” ucap Imam Santoso.

Baca Juga:  Imbang dengan Persikabo, Robert Sebut Persib Bermain Lamban

Diharapkan kerjasama ini dapat mendukung agenda transformasi Jasa Tirta II dalam hal optimalisasi aset dengan melihat peluang nilai (value creation) dan nilai tambah (value added) pada sumber daya yang ada. (Red)