Mahasiswa Asal Majalengka Ini Harumkan Nama Indonesia, Ini Sebabnya

JABARNEWS | BANDUNG – Mahasiswa Indonesia, Aaz Aziz Muslim berhasil meraih gelar master dengan Predikat Cum Laude di bidang sejarah Islam dari Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.

Pria berusia 32 itu berhasil mempertahankan tesis dengan predikat Mumtaz (Cum Laude) dihadapan dewan penguji pada hari Minggu, 1 November 2020. Munaqasah tesis berlangsung di Auditorium Asy-Syeikh Ibrahim Hamrusy, Fakultas Bahasa Arab, Universitas Al-Azhar Kairo.

Kepala Perwakilan/KUAI KBRI Kairo M. Aji Surya, dan Atdikbud Bambang Suryadi turut bersyukur dan bangga atas keberhasilan Aaz Aziz Muslim.

“Alhamdulillah, saya turut bersyukur dan bangga atas prestasi yang diraih oleh Aaz Aziz Muslim. Sangat sedikit mahasiswa Indonesia yang mengambil program master (S2) bdiang sejarah Islam dari Universitas Al-Azhar. Keberhasilan ini merupakan kado istimewa bagi mahasiswa Indonesia di Mesir pada awal bulan November ini,” ucap M. Aji Surya, dilansir dari laman internationalmedia.id.

Baca Juga:  Wisata Arung Jeram Bartong Masih Menggunakan Tiket Bumdes, Ini Jawaban Dinas Pariwisata Serdang Bedagai

Adapun mejelis sidang terdiri dari Prof. Dr. Mohamed Jabr Abou Sa’dah (Pembimbing Utama), Guru Besar Sejarah Islam, Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Mohamed Mohamed Abdul Qadir Al Khateb (Pembimbing Pendamping), Guru Besar Sejarah Islam, Universitas Al-Azhar.

Prof. Dr. Mahmoud As Sayed As Syirbinie (Penguji Dalam), Guru Besar Sejarah Islam, Universitas Al-Azhar, dan Prof. Dr. Abdul Fattah Abdul Aziz Ruslam (Penguji Luar), Guru Besar Sejarah Islam, Universitas Al-Azhar Banin Itay Al Barud.

Aaz Aziz Muslim menulis tesis dengan judul “Penyebaran Islam dan Pengaruhnya di Pulau Jawa 802-987 H/1400-1579 M”. Metode yang digunakan adalah studi sejarah, metode historiografi/penulisan sejarah yang merujuk pada sumber sumber premier dan sekunder.

Baca Juga:  Seorang Lansia Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Warung Kosong Wilayah Cirata

Dalam paparannya pria kelahiran Majalengka tersebut mengatakan dipilihnya Pulau Jawa sebagai lokus penelitian karena pulau Jawa sudah dikenal dan disebut dengan nama Pulau Zabij atau Zabah (حزيرة جابة او الزابج).

Banyak pelancong Arab yang datang ke pulau ini, diantaranya para penulis geografi dan penulis catatan perjalanan di abad pertengahan, seperti Sulaiman Tajir (Sang saudagar), Ibnu Batutah, Mohamed Qozweini, Ibnu Khurradadzbah, dan lain-lain.

“Pulau Zabah adalah pulau di nusantara yang paling dikenal luas diantara para penulis Arab tersebut dan mendapat porsi penulisan dan pembahasan yang banyak. Serta sudah terjadi hubungan yang intens terutama yang sifatnya perdagangan antara orang Jawa dan orang Arab”, ucap Aaz Aziz Muslim di hadapan para penguji dan tamu undangan.

Baca Juga:  Si Jago Merah Mengamuk, 100 Kios Pedagang Pasar Leles Ludes Terbakar

Sementara itu Bambang Suryadi Atdikbud KBRI Kairo mengapresiasi hasil penelitian Aaz Aziz Muslim. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah literatur dan memberikan informasi kepada para peneliti sejarah Islam di Pulau Jawa.

“Pulau Jawa memiliki obyek kajian yang luar biasa dan memiliki ciri tersendiri/khas. Hasil penelitian ini bisa menambah khazanah yang terkait dengan proses islamisasi di pulau Jawa yang berbeda coraknya dengan yang terjadi di Timur Tengah yang banyak dipenuhi oleh penaklukan-penaklukan daerah (futuhat),” ucapnya. (Red)