Pertanian 4.0 Smart Farming Digaungkan Menteri Pertanian

JABARNEWS | BOGOR – Dalam Kongres dan Seminar Nasional Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman menggaungkan pertanian berbasis digital. Sebagai upaya untuk mewujudkan pertanian digital dan mencetak petani milenial yang melek terhadap kemajuan teknologi terkini.

“Kita harus benar-benar ikut pertanian 4.0 smart farming yang diimpi-impikan, pertanian yang berbasis digitalisasi kita harus jadikan kenyataan,” ujar Amran di Kampus Penelitian Cimanggu, Kota Bogor, Selasa (24/9/2019).

Baca Juga:  Ridwan Kamil Nilai Kerja Sama Bank bjb dan PWNU Jabar Bisa Buat Kemajuan Ekonomi Umat

Menurutnya, ketika Indonesia sudah menerapkan pertanian modern, akan meningkatkan kesejahteraan petani. Pasalnya, pertanian modern akan menekan biaya produksi hingga 50 persen. Kemudian, produktivitas akan meningkat serta mempercepat pengolahan panen dan tanam, dari semula membutuhkan waktu tiga bulan, menjadi hanya tiga jam.

Ia menyebutkan bahwa transformasi pertanian dari konvensional ke modern sudah dilakukan di sektor pertanian Indonesia. Seperti halnya penggunaan drone untuk menanam padi, untuk pupuk dan pestisida. Kemudian, ada autonomous traktor, begitupula robot untuk tanam padi.

Baca Juga:  Angka Pengangguran Kota Bandung Sentuh Angka 11,4 Persen, Akankah Bisa Turun di Akhir Tahun 2022?

“Ilmu yang dimiliki Indonesia sudah cukup, saatnya mengimplementasikan. Karena yang bisa mengubah negeri adalah teknologi baru,” tutur Amran.

Amran mencontohkan pertanian di negara lain yang sudah mampu menghasilkan buah dengan bobot yang fantastis.

“Saya tantang Peragi mampu hasilkan semangka dan labu dengan berat dua ton. Kalau Peragi mampu, maka akan menggegerkan dunia,” jelasnya.

Baca Juga:  Hadir di SMK N 1 Cirebon, bank bjb Dorong Cashless Society Pelajar dengan DIGI Goes to School

Amran berharap pertanian Indonesia di masa depan sejajar dengan negara maju dj sektor pertanian. Maka, menurutnya Peragi semestinya bisa mengakselerasikan smart farming dan membuat sesuatu yang tidak mampu dipikirkan orang lain.

Diharapkan kedepan nantinya penyelenggaraan seperti ini diperluas lagi materinya dikembangkan lagi menjadi lomba pemanfaatan IT di sektor pertanian. Sehingga dapat mendorong SKPD Provinsi dan Kabupaten dalam memanfaatkan IT untuk membangun pertanian digital. (Red)