Reuni 212 Tak Berdampak Elektoral bagi Jokowi – Prabowo, Begini Alasannya

JABANEWS | JAKARTA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan peristiwa reuni 212 tidak berdampak signifikan terhadap elektabilitas kedua pasang calon presiden dan wakil presiden 2019, Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Pascareuni 212 elektabilitas kedua capres tidak banyak berubah dan cenderung stagnan,” kata Adjie dalam konferensi pers di kantornya, Rawamangun, Jakarta, Rabu, 19 Desember 2018.

Lembaga ini menggelar survei pada 5-12 Desember 2018 melibatkan 1.200 responden dengan margin of error lebih kurang 2,8 persen. Hasilnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 54,2 persen, Prabowo-Sandiaga 30,6 persen, sedangkan yang belum menyatakan pilihannya 15,2 persen.

Angka-angka tersebut, kata Adjie, tidak berbeda jauh dengan survei LSI Denny JA yang dilakukan pada 10-19 November 2018. Saat itu elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 53,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 31,2 persen dan yang belum punya pilihan 15,6 persen.

Dari survei ini diketahui pula jika 58,5 persen responden tahu ada peristiwa reuni 212. Sementara 38 persen mengaku tidak tahu dan 3,5 persen tidak menjawabnya.

Baca Juga:  M Viqri Febriana: Ingin Sport Center Purwakarta Dibuka Untuk Umum

Adjie menjelaskan ada lima faktor yang membuat reuni 212 tidak memberi dampak signifikan terhadap elektabilitas para capres 2019. Berikut lima faktor tersebut:

– Masyarakat sudah memiliki sikap

Menurut survei LSI Denny JA, mayoritas responden yang mengetahui reuni 212 sudah memiliki sikap yang sulit dipengaruhi oleh simbol aksi tersebut sekaligus pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, terutama untuk dua hal, yakni ajakan NKRI syariah dan ganti presiden.

Dari responden yang tahu reuni 212, hanya 12,8 persen yang setuju dengan seruan NKRI bersyariah dari Rizieq. Adapun 83,2 persen tetap memilih NKRI berdasarkan Pancasila dan 4,0 persen tidak menjawab.

Selain itu, dari mereka yang tahu reuni 212 sebanyak 43,6 persen mendukung Jokowi di pilpres 2019. Sedangkan yang memilih Prabowo 40,7 persen dan yang tidak menjawab 15,7 persen.

Baca Juga:  Kepala BNNK Purwakarta: Pecandu Narkoba Segera Lapor Untuk Direhabilitasi

– Ada pemilih Prabowo yang pergi

Menurut Adjie, reuni 212 secara bersamaan membuat ada pemilih yang pergi dan meninggalkan Prabowo. Ia berujar dukungan dari masyarakat yang meyakini bagian dari FPI dan Persaudaraan Alumni 212 ke Prabowo bertambah dari 69,3 persen dan 70,4 persen menjadi 74,8 persen dan 82,6 persen.

Namun reuni 212 membuat pemilih yang berasal dari organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan ormas Islam lainnya justru meninggalkan Prabowo. Contohnya, pada survei LSI Denny JA di November 2018, kalangan NU yang mendukung Prabowo sebanyak 30,2 persen tapi kini turun menjadi 28,6 persen.

– Tak berdampak pada kepuasan terhadap Jokowi

Reuni 212 tidak berdampak signifikan karena tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi masih tinggi. Sebanyak 72,1 persen responden merasa puas dan 22,9 persen tidak puas terhadap kerja Jokowi.

– Faktor Ma’ruf Amin

Baca Juga:  Haerul, Sang Perakit Pesawat dari Pinrang Bertemu Moeldoko

Adjie menuturkan ada faktor Ma’ruf Amin yang menjadi cawapres Jokowi membuat reuni 212 tak berdampak signifikan. Meski Ma’ruf tidak memberi efek elektoral signifikan bagi Jokowi, namun Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia nonaktif itu ampuh sebagai jangkar untuk menarik pemilih muslim.

“Hasilnya 65,8 persen responden setuju jika simbol Islam tidak bisa digunakan untukmu menggerus dukungan ke Jokowi karena cawapresnya pimpinan ulama,” ujarnya.

– Jokowi beda dengan Ahok

Adjie mengatakan alasan terakhir mengapa reuni 212 tidak ampuh pengaruhi elektabilitas karena Jokowi berbeda dengan mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. “Berbeda dengan 212 pada 2016 saat itu Ahok menjadi common enemy bagi umat Islam karena dugaan penistaan agama,” katanya.

Merujuk hasil survei ini, 74,6 persen responden menyatakan reuni 212 tidak bisa digunakan untuk menjadikan Jokowi musuh bersama bagi pemilih muslim. [jar]

Jabarnews | Berita Jawa Barat