Sri Mulyani: Akibat Pandemi Covid-19, Pengangguran Meningkat 2,67 Juta Orang

JABARNEWS | JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan tingkat pengangguran akibat terdampak pandemi Covid-19 meningkat 2,67 juta orang. Kondisi itu terjadi seiring penurunan jumlah lapangan kerja ebanyak 0,31 juta orang.

Tingkat pengangguran ini, kalau kita lihat tambahan pengangguran akibat adanya Covid-19 adalah 2,67 juta orang,” kata Menkeu Sri Mulyani dilansir dari Antara, Selasa (24/11/2020

Ia menuturkan selama periode Agustus 2019 hingga Agustus 2020 juga terdapat tambahan angkatan kerja baru yaitu 2,36 juta orang serta penurunan lapangan kerja yang diciptakan oleh Covid-19 adalah 0,31 juta.

Baca Juga:  Lokasi SIM Keliling Kota Bandung Hari Ini Kamis 26 Januari 2023

Ia merinci dari 29,12 juta angkatan kerja yang terdampak Covid-19 sebanyak 2,56 juta orang merupakan pengangguran, 0,7 juta orang itu bukan angkatan kerja, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja, dan 24 juta orang bekerja namun dengan jam yang lebih rendah.

“Jadi tentu ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Ini tantangan yang harus kita selesaikan,” tegas Sri Mulyani.

Baca Juga:  Tour di Jabar, SBY Disambut Antusias Warga Subang

Ia menjelaskan jumlah pengangguran yang bertambah berimplikasi pada berkurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang sebetulnya mencapai 10,69 persen namun dengan adanya bansos maka berkurang menjadi 9,69 persen.

“Adanya perlindungan sosial maka kita bisa menurunkan dampak buruk dari yang seharusnya 10,96 persen menjadi 9,69 persen. Ini lebih rendah 1,5 persen. Itu suatu angka yang cukup signifikan,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga:  Tak Ada Lionel Messi, Ini Daftar Pemain Argentina saat Lawan Timnas Indonesia

Tak hanya itu ia menyebutkan tingkat kesejahteraan yang menurun juga tercermin dari banyaknya masyarakat yang saat ini beralih dari sektor formal ke informal yaitu dari 44,12 persen turun ke 39,53 persen.

“Mereka kemudian menjadi pekerja di sektor informal sehingga pekerja di sektor informal naik dari 55,8 persen menjadi 60,4 persen,” jelas Sri Mulyani. (Red)