Tanah Longsor Dominasi Bencana Sepanjang 2019 di Sukabumi

JABARNEWS | SUKABUMI – Bencana tanah longsor mendominasi kejadian bencana yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sepanjang Januari hingga Desember 2019 dengan 312 kejadian.

Jika dihitung secara keseluruhan, Kabupaten Sukabumi, dilanda bencana sebanyak 750 kejadian yang tersebar hampir di seluruh kecamatan mulai dari kebakaran, tanah longsor hingga banjir.

Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan, rincian kejadian bencana pada 2019 untuk kebakaran sebanyak 141 kejadian, longsor 312 kejadian, banjir 30 kejadian, angin kencang 105 kejadian, gempa bumi tiga kejadian, pergerakan tanah 24 kejadian, kekeringan 81 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 31 kejadian dan lain-lain sebanyak delapan kejadian.

Baca Juga:  BMKG Catat 415 Gempa Susulan di Cianjur, Ada Peningkatan Aftershock Sejak Kemarin

“Pada 2019 bencana didominasi tanah longsor dengan jumlah kejadian sebanyak 312. Tingginya angka kasus bencana tanah longsor ini dikarenakan pada tahun tersebut curah hujan tinggi hingga April,” ujarnya di Sukabumi, Selasa (7/1/2020).

Akibat bencana tersebut sebanyak 35 orang tewas dan 20 orang terluka. Selain itu, 229 kepala keluarga atau 895 jiwa mengungsi dan 949 kepala keluarga atau 3.319 jiwa terdampak bencana.

“Bencana paling parah terjadi pada awal 2019 saat malam pergantian tahun di mana satu kampung tepatnya Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok tertimbun longsor yang mengakibatkan 32 orang meninggal dunia dan satu hingga kini jasadnya belum ditemukan,” jelasnya.

Baca Juga:  Digugat Cerai Anne Ratna Mustika, Dedi Mulyadi Curhat di Instagramnya: Meski Sakit, Aku akan Bertahan

Tidak hanya di Kampung Garehong, bencana terburuk juga terjadi Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung yang menyebabkan satu kampung harus kehilangan tempat tinggal dan matapencahariannya (lahan pertanian) akibat bencana pergerakan tanah.

Meskipun tidak ada korban jiwa pada kejadian bencana ini tetapi ratusan jiwa harus mengungsi dan puluhan rumah amblas ke dalam tanah bahkan, dampak dari bencana tersebut masih dirasakan hingga saat ini seperti kondisi tanah yang terus amblas.

“Kejadian bencana pada 2019 memang cukup tinggi ditambah jumlah korbannya yang banyak, seluruh korban sudah ditangani dan diberikan bantuan,” tambahnya.

Daeng mengatakan kondisi cuaca yang kurang bersahabat sejak awal tahun dengan curah hujan yang tinggi bahkan disertai angin kencang dan petir berpotensi terjadi bencana dan hingga saat inii sudah ada beberapa kali bencana seperti longsor yang melanda sejumlah kecamatan di selatan dan utara Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga:  Mak Adah Bahagia, Baznas Bersama Jabar Bergerak KBB Bangun Rumah Layak Huni

“Khususnya kepada warga yang tinggal di daerah rawan bencana seperti bantaran sungai, tebing tanah, perbukitan dan lainnya agar selalu memperhatikan kondisi daerahnya. Jika dicurigai akan terjadi bencana alangkah baiknya mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman,” tutupnya.

Untuk meminimalisasikan dampak jika terjadi bencana, pihaknya sudah menginstruksikan kepada relawan dan petugas penanggulangan bencana yang ada di tingkat kecamatan untuk meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan serta harus selalu siaga. (Red)