WHO: 4-5 Tahun Covid-19 Baru Benar-benar Hilang

JABARNEWS | BANDUNG – Belakangan ini banyak negara di dunia yang mulai melonggarkan aturan lockdown. Di Indonesia, sebagian daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga sudah mulai “melunak”. Padahal, kasus virus corona atau Covid-19 masih melonjak di banyak tempat.

Kasus-kasus baru dilaporkan dan para ahli khawatir beberapa negara akan mengalami gelombang penularan kedua. Di Vietnam saja, yang semula nol menjadi ada setelah warga negaranya kembali dari Rusia.

Para ilmuwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, menggantungkan harapan pada vaksin saja tidak akan menyelesaikan krisis ini. Mereka menambahkan, bahkan pandemi ini bisa memakan waktu hingga 4-5 tahun untuk benar-benar terbebas dari virus ini. Prediksi tersebut diutarakan oleh pakar WHO, Soumya Vishwanathan. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan, perlu waktu lama untuk mengucapkan selamat tinggal pada virus yang berasal dari Cina itu.

Baca Juga:  Jelang Nataru, Satgas Covid-19 Kabupaten Purwakarta Imbau Masyarakat Tak Keluar Kota

“Aku akan mengatakan, dalam jangka waktu empat hingga lima tahun kita baru bisa mengendalikan ini,” ujarnya dilansir Times of India, Sabtu (16/5/2020).

Dia menambahkan, walaupun vaksin dan obat sedang dieksplorasi, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, termasuk produksi, keamanan uji coba, efek samping, harga, dan transportasi.

Herd immunity Pernyataan tersebut muncul setelah Ketua WHO, Mike Ryan mengatakan, kemungkinan besar virus corona tidak pernah benar-benar hilang.

“Dan kita harus belajar beradaptasi dengan virus ini dalam jangka panjang,” ujarnya.

WHO dalam laporan sebelumnya mengatakan, lockdown telah membantu mencegah penyebaran, tetapi bukan cara yang paling efektif untuk menghentikan virus. Agar virus benar-benar berhenti menyebar, minimal 60 – 70 persen populasi mendapatkan kekebalan dari infeksi mematikan ini.

Baca Juga:  Antrean Kendaraan di Lembang Capai 2 Km, Polisi Akan Berlakukan One Way

Herd immunity tidak mungkin terjadi pada virus corona karena memengaruhi setiap kelompok umur atau kategori. Satu-satunya cara yang memungkinkan adalah dengan mengembangkan vaksin dengan cepat.

Ketika sejumlah kelompok medis dan para ahli bersatu untuk mengembangkan vaksin dan mengklaim telah mendapatkan hasil yang menjanjikan, masih ada masalah seputar kelayakan atau kemanjuran produk yang diberikan.

Bahkan jika vaksin atau tes yang diberikan disetujui, ada banyak uji klinis yang harus dilalui. Biaya, tetap menjadi masalah yang dapat membuat produk tidak dapat diakses oleh sebagian orang, terutama di negara-negara yang berkembang ke bawah.

Baca Juga:  Polsek Maniis Berikan Rasa Aman Pemudik melalui Pospam

Virus ini bisa bermutasi. Virus corona adalah salah satu jenisnya dan virus ini bisa menyerang tubuh. Sementara virus corona lainnya, SARS-CoV-19, semakin kuat setiap bulan, menginfeksi lebih banyak orang dan memunculkan gejala yang berbeda di berbagai kelompok umur.

Ada juga masalah berulang lainnya yang membuat para ilmuwan dan dokter berpikir bahwa seperti layaknya flu, virus corona juga dapat berkembang menjadi infeksi musiman dan kembali setelah jeda yang lama. Virus ini akan memberikan banyak perubahan dalam cara kita hidup, bepergian atau bekerja.

Tetapi saat ini untuk jangka panjang, satu-satunya hal yang dapat membantu mengurangi penyebaran Covid-19 adalah mempraktikkan social distancing dan sanitasi yang baik jika memungkinkan. (Red)